Rabu, 24 Februari 2010

50 Tahun Salah Paham

“Bila Perbedaan tetap disimpan sebagai ganjalan dihati tidak pernah dibicarakan secara tulus dan terbuka, semakin menumpuk dan tidak tertahan lagi, akhirnya akan meledak dan menimbulkan luka yang lebih menyakitkan.”
Dikisahkan, disebuah gedung pertemuan yang amat megah, seorang pejabat senior istana sedang menyelenggarakan pesta ulang tahun perkawinannya yang ke-50. Peringatan kawin emas itu ramai didatangi para tamu-tamu penting seperti para bangsawan, pejabat istana, pedagang besar serta seniman-seniman terpandang dari seluruh pelosok negri. Bahkan kerabat serta kolega dari kerajaan tetangga juga hadir. Pesta ulang than perkawinan pun berlangsung megah dan ramai.
Setelah berbagai macam hiburan ditampilkan, sampailah pada puncak acara, yaitu jamuan makan malam yang sangat mewah. Sebelum menikmati jamuan tersebut, seluruh hadirin mengikuti prosesi penyerahan hidangan istimewa dari pejabat istana kepada istri tercintanya. Hidangan itu tak lain adalah sepotong ikan emas yang diletakan disebuah piring besar yang mahal. Ikan emas itu dimasak langsung oleh koki kerajaan yang sangat terkenal.
“Hadirin sekalian, ikan emas ini bukanlah ikan yang mahal. Tetapi, inilah ikan kegemaran kami berdua, sejak kami menikah dan masih belum punya apa-apa, sampai kemudian usia perkawinan kami yang ke-50 serta dengan segala keberhasilan ini. Ikan emas ini tetap menjadi symbol kedekatan, kemesraan, kehangatan dan cinta kasih kami yang abadi,“ kata sang pejabat senior dalam pidato singkatnya.
Lalu tibalah detik-detik yang istimewa yang mana seluruh hadirin tampak hidkmat menyimak prosesi tersebut. Pejabat senior istana mengambil piring, lalu memotong bagian kepala dan ekor ikan emas. Dengan senyum mesra dan penuh kelembutan, ia berikan piring berisi potongan kepala dan ekor ikan emas tadi kepada istrinya. Ketika tangan sang istri menerima piring itu, serentak hadirin bertepuk tangan dengan meriah sekali. Untuk beberapa saat mereka tampak ikut terbawa oleh suasana romantis, penuh kebahagiaan, dan mengharukan tersebut.
Namun suasana tiba-tiba jadi hening dan senyap. Samar-samar terdengar isak tangis si istri pejabat itu. Sesaat kemudian, isak tangis itu meledak dan memecah kesunyian gedung pesta. Para tamu yang semula ikut tertawa bahagia mendadak jadi diam menunggu apa gerangan yang bakal terjadi. Sang pejabat tampak kikuk dan kebingungan. Lalu ia mendekati istrinya dan bertanya, “Mengapa engkau menangis, istriku?”
Setelah tangisan reda, sang istri menjelaskan. “Suamiku…sudah 50 tahun usia perkawinan kita. Selama itu aku telah dengan setia melayanimu dalam suka dan duka tanpa pernah mengeluh. Demi kasihku kepadamu, aku telah rela selalu makan kepala dan ekor okan emas selama 50 tahun ini. Tapi sungguh tak ku sangka, dihari istimewa ini engkau masih saja memberiku bagian yang sama. Ketahuilah suamiku, itulah bagian yang paling tidak aku sukai,” tutur sang istri.
Pejabat senior terdiam dan terpana sesaat. Lalu dengan mata berkaca-kaca pula, ia berkata kepada istrinya, “istriku tercinta…50 tahun yang lalu saat aku masih miskin, kau bersedia menjadi istriku. Aku sungguh bahagia dan sangat mencintaimu. Sejak itu aku bersumpah pada diriku sendiri, bahwa seumur hidup aku akan bekerja keras, membahagiakanmu, membalas cinta kasih dan pengorbananmu.”
Sambil mengusap air matanya, pejabat senior melanjutkan, “Demi Tuhan, setiap kali makan ikan emas, bagian yang paling aku sukai adalah bagian ekor dan kepalanya. Tapi sejak kita menikah, aku rela menyantap bagian tubuh ikan emas itu. Semua itu kulakukan demi sumpahku untuk memberikan yang paling berharga buatmu.”
Sang pejabat terdiam sejenak. Lalu melanjutkan lagi, “Walaupun telah hidup bersama selama 50 tahun dan selalu saling mencintai, ternyata kita tidak cukup saling memahami. Maafkan aku, hingga detik ini belum tahu bagaimana cara membuatmu bahagia.” Akhirnya, sang pejabat senior memeluk istrinya dengan erat. Tamu-tamu terhormat pun tersentuh hatinya melihat keharuan tadi dan mereka kemudian bersulang untuk menghormati kedua pasangan itu.

Bisa saja, suatu hubungan yang sudah lama dan terjalin erat. Tetapi jika tidak ada saling keterbukaan dalam komunikasi, sesungguhnya hubungan ini sedang rawan. Mungkin karena kita tidak ingin menyinggung perasaannya, akhirnya lebih memilih memendam ketidakpuasan atau masalah yang terjadi.
Sesungguhnya, kebiasaan memendam masalah itu seperti menyimpan bom waktu. Ganjalan hati yang disimpan, tidak pernah dibicarakan tulus dan terbuka dan ketidak puasan bermunculan, maka konflik semakin tak tertahankan dan akhirnya bisa meledak. Jika keadaan sudah seperti ini tentulah luka yang ditimbulkan akan semakin dalam dan terasa lebih menyakitkan.
Dalam hubungan kita entah dengan siapa saja; keluarga, teman, sahabat, pacar, rekan kerja. Setiap kita harus memahami pentingnya keterbukaan dalam komunikasi. Karena keterbukaan komunikasi adalah suatu hal mendasar sekali. Jika berhasil membangun kebiasaan ini, maka banyak persoalan, perbedaan, ketidak puasan, dendam dan pertengkaran yang akan dapat dicairkan dan di selesaikan lebih dini.

BERANI MIMPI

“Orang-orang besar dan sukses tidak pernah berhenti berusaha hanya karena kesangsian dan ejekan orang banyak atas cita-cita besarnya.”
Alkisah, disebuah desa miskin ada satu sekolah dasar. Hanya sedikit muridnya karena kebanyakan anak-anak didesaitu membantu orang tuanya mencari nafkah. Suatu hari, satu-satunya guru yang ada disekolah itu sedang memberi pelajaran mengarang. Setelah menjelasan cara-cara mengarang cerita, si guru memberikan pekerjaan rumah. “Anak-anak, pekerjaan rumah hari ini adalah mengarang dengan judul cita-citaku. Besok, hasil karangan kalian dibaca didepan kelas satu per satu…”
Keesokan harinya, muruid-murid maju ke depan kelas dan membacakan karangannya masing-masing. Kebanyakan dari mereka bercita-cita menjadi guru, petani, atau pegawai pemerintah, dll. Sang guru selalu manggut-manggut tanda setuju. Lalu, tiba giliran seorang murid yang paling muda usianya. Bajunya tambal sulam, tubuhnya kurus kecil, tapi suaranya lantang. “Kalau besar nanti, aku ingin punya rumah bagus diatas bukit, dengan pemandangan yang indah, berdampingan dengan pondok-pondok kecil disekelilingnya unutuk tempat peristirahatan. Berderet pohon cemara dan pohon-pohon yang rindang diantara rumah-rumah itu. Ada taman bunga tertata apik dengan beraneka bunga dan warna. ada kebun dengan buah-buahan yang lezat yang bisa dipetik oleh penghuni rumah dan penduduk sekitarnya. Saya ingin menjadi orang sukses dan bahagia bersama dengan keluarga besar dan tamu yang datang di sana…”
Mendengar suara lantang si murid kecil itu, kontan seisi kelas tertawa bersamaan. “Dasar pemimpi…!” ejek murid yang lain. Mereka mencemooh cita-cita si murid kecil. Melihat kegaduhan itu, si guru jadi marah-marah. Ia menganggap, biang kerok kegaduhan itu adalah si murid kecil. Si guru menegurnya, “Yang kamu tulis itu bukan cita-cita, tapi impian yang tidak mungkin terjadi. Kamu harus tulis ulang tentang cita-citamu yang sebenarnya,” perintah sang guru.
“Guru, ini adalah cita-citaku yang sebenarnya. Ini bukan hanya mimpi, ini bisa menjadi kenyataan,” murid kecil bersikeras.
“Heh…kamu hidup di desa yang miskin, keluargamu juga keluarga miskin. Bagaimana kamu akan mewujudkan cita-cita seperti itu? Dasar pemimpi..! Buat karangan yang msuk akal saja!” teriak si guru mulai tidak sabar.
“Aku tidak mau cita-citaku yang lain. Ini cita-citaku, tidak ada yang lain…” si murid kecil ngotot.
“Besok kamu harus bawa karangan baru. Jika tidak kamu perbaiki karanganmu itu, kamu akan mendapat niali jelek,” si guru mulai mengancam. Namun keesokan harinya, si murid kecil ke sekolah tanpa membawa karangan baru. Walau diancam dan dipermalukan seperti itu, dia tetap pada cita-citanya semula. Karena sikapnya yang keras kepala dan tidak mau mengikuti perintah gurunya, akhirnya ia mendapat nilai paling jelek dikelas.
Tanpa terasa waktu terus berjalan. Tiga puluh tahun kemudian, si guru masih tetap mengajar di sekolah dasar itu. Suatu hari, ia mengajak murid-muridnya belajar sambil berwisata ke sebuah kebun buah diatas bukit yang sangat terkenal. Kebun buah itu berada di desa tetangga, tidak seberapa jauh dari desa tempat mereka tinggal. Sesampai di kebun buah yang luas dan indah itu, si guru dan murid-muridnya berdecak kagum. Kebun buah itu ternyata dilengkapi dengan sebuah taman bunga yang luas, dikelilingi pepohonan rindang nan sejuk. Yang lebih mengagumkan, didekatnya terdapat sebuah rumah besar bak istana. Tinggi menjulang, megah, dan sangat indah arsitekturnya.
“Orang yang membangun istana ini pastilah orang yang sangat hebat… Mengapa baru sekarang aku tahu ada tempat seindah ini…” gumam si guru terkagum-kagum. Tiba-tiba terdengar jawaban. “Bukan orang yang hebat yang membangun rumah ini…hanya seorang murid bandel yang berani bermimpi punya cita-cita besar. Pasti, yang lebih hebat adalah guru yang dulu mendidik bocah bandel itu… Mari masuk ke dalam rumah. Kita nikmati teh dan buah-buahan terbaik dari kebun ini…” ujar si pemilik rumah itu dengan ramah.
Mendengar ucapan itu, mendadak si guru terpana dan mengingat siapa yang berdiri di depannya. Dia adalah si murid kecil yang keras kepala yang mendapat nilai jelek waktu itu. Sekarang dia telah menjelma mejadi pengusaha yang sangat sukses. Matanya berkaca-kaca, merasa bersyukur sekaligus merasa malu karena 30 tahun yang lalu dirinya melecehkan cita-cita itu.

Bila kita mau menyadari dan meneliti dengan cermat, sebenarnya banyak prestasi spektakuler dari abad sebelum masehi sampai abad millennium ini. Semuanya lahir dan dimulai dari sebuah embrio, yaitu berani mimpi.
Karena impianlah pesawat terbang bisa tercipta.
Karena impianlah kita bisa menikmati kecanggihan komputer.
Karena impianlah kita bisa berkomunikasi dengan telepon tanpa kabel.
Karena impian pula kehidupan kita bisa kita ubah menjadi lebih berkualitas.
Tentu, untuk merealisasikan setiap impian ini, kita membutuhkan kekuatan yang lain. Kuatan itu harus ditumbuh-kembangkan dari dalam diri kita sendiri, yang berani mencoba, berani berjuang, berani gagal, dan terakhir berani sukses.
Sering kali terjadi, penghambat kesuksesan seseorang bukan disebabkan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Tetapi lebih karena tidak adanya cita-cita yang diyakini dengan kuat dan diperjuangakan dengan sikap pantang menyerah.
Jangan takut mimpi! Terkadang sahabat kita tidak percaya dengan kemampuan kita dan menganggap angan-angan kita terlalu tinggi. Sebagian lagi khawatir keinginan itu bakal tidak tercapai. Mereka kasihan melihat kalau kita akan kecewa dan frustasi nantinya. Tetap semangat! Bulatkan tekad dan mantapkan hati.
Cemoohan atau kesangsian orang lain terhadap cita-cita yang tinggi sebenarnya juga selalu dihadapi oleh orang-orang besar di dunia ini. Tetapi orang-orang besar tidak pernah berhenti hanya karena ejekan atau kesangsian orang banyak atas impian-impian besarnnya. Karena, bagi orang-orang besar yang bermental kaya, ejekan dan cemoohan adalah vitamin gratis yang justru mereka perlukan sebagai cambuk dan pemacu untuk berusaha lebih keras lagi.
Sebab itu, jika ada orang yang mengejek atau mencemooh mimpi-mimpi kita, jangan pernah berkecil hati. Hanya satu jawabannya, kuatkan tekad dan semangat, lalu berjuang sekuat tenaga, dan buktikan bahwa kita mampu dan berhak untuk mendapatkan yang terbaik bagi hidup kita.
Andre Wongo -15 Wishdom of Succes Story-

Orang Berubah Emang Ngak Gampang

Sebagai manusia, tentunya setiap orang ingin menjadi terus lebih baik. Tidak ada manusia yang sempurna. Maka, perlu ada suatu intorspeksi untuk Menyadari kelemahan, kesalahan atau keburukan diri kita, yang tentunya ingin kita rubah jadi yang baik.

Perubahan mutlak perlu, tapi pada dasarnya manusia menghindari ‘perubahan’ itu. Dalam riset-riset psikologi; suatu perubahan sekecil apapun dalam hidup manusia yang terjadi secara tiba-tiba, entah itu sifatnya baik atau buruk, dapat menimbulkan stress dan adaptasi ulang yang membuat diri kita tidak nyaman. Dan untuk membentuk suatu kebiasaan baru, kita harus mengulangnya minimal 21 kali berturut-turut. Proses yang perlu pengorbanan tentunya, Contohnya seperti orang yang ingin berhenti merokok.

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)

Tuhan rindu kita ‘berubah’? Tentu saja. Kita harus terus serupa dengan Kristus. Perubahan yang bukan sekedar perubahan tingkah laku, melainkan perubahan pola pikir (budi) dan terutama hati kita.

Aku yang berusaha merubah diri?
Atau Tuhan yang akan merubah aku?


Apa bisa kita berjuang dengan kekuatan sendiri untuk berubah? Tentu kita harus mengandalkan Tuhan. Tapi Tuhan kita juga bukan montir atau tekhnisi yang ‘mereparasi’ kita dengan obeng, tang, kunci-kunci dan peralatannya yang lain; lalu ‘simsalabim’ kita berubah jadi manusia baik. Kita hanya ‘pasif’ menunggu jamahan Tuhan. Tidak demikian tentunya. Kita punya Bapa di sorga yang baik, Dia menghargai sebuah ‘proses’.

Tuhan ingin anak-Nya ‘Pro-aktif’. Seperti Perumpamaan ‘anak bungsu’ (Lukas 15:11-32), bagaimana sang Bapa membiarkan anak-Nya menjadi pemberontak dan berpaling dari-Nya. Bapanya seakan ingin anaknya mengalami sendiri bagaimana hidup ‘jauh dari-Nya’, melakukan dosa dan berujung pada penderitaan. Sampai akhirnya di Ayat 17a Lalu ia menyadari keadaannya… Ya, anak bungsu ini sadar, bertobat dan pulang kembali kepada Bapanya. Disambutnya anak itu dengan penuh kasih dan sukacita.

Bapa memberi kita hak dan kebebasan dalam hidup ini. Kita tidak di-dikte atau diprogram seperti robot. Tuhan ingin kita belajar dari sekolah kehidupan ini. Kita harus mengalami sendiri bagaimana kasih Tuhan yang menuntun dan mengubahkan itu.


Berubah Emang Ngak Gampang…tapi dalam Tuhan KITA BISA!!

Rabu, 17 Februari 2010

A to Z About Stress (4)

Jangan Takut stress...Hadapi saja!


Dalam keadaan biasa-biasa saja tanpa masalah, kita bisa saja jadi figure yang tenang, ramah, bercanda-tawa, berkonsentrasi penuh dan kondisi fisik kita pun prima. Tapi bisa sangat berbeda jika kita sedang dalam masalah atau tekanan. Bisa jadi kita berubah drastis menjadi orang yang uring-uringan, meng-isolasi diri, menangis sendiri, lelah fisik maupun pikiran dan perilaku lainnya. Kalau itu terjadi, itulah diri Anda yang sebenarnya! Anda yang tidak dapat mengontrol diri saat di-Press.
Stres juga bisa membentuk mental kita. Menghadapi tekanan-tekanan dalam hidup ini, melatih kita untuk jadi seorang yang tangguh dan tahan uji.

Suatu peristiwa dapat dipersepsikan positif, netral, atau negatif oleh individu. Peristiwa yang dinilai negatif kemudian dicari kemungkinan adanya harm, threat, atau challenge. Harm adalah penilaian mengenai bahaya yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Threat adalah penilaian mengenai kemungkinan buruk atau ancaman yang didapat dari peristiwa yang terjadi. Challenge merupakan tantangan akan kesanggupan untuk mengatasi dan mendapatkan keuntungan dari peristiwa yang terjadi (Lazarus dalam Taylor, 1991).

TIPS N’ TRIK
Mencegah lebih baik dari pada mengobati, jauhi gaya hidup yang dapat memicu timbulnya stres. Bangunlah lebih pagi agar tidak terburu-buru ke kantor atau terkena macet, berolahragalah secara teratur, jauhi rokok dan alkohol serta selalu berpikir secara positif !
 Ketika stress, ada baiknya Anda berlibur ke daerah pegunungan. Menikmati hamparan alam indah hijau nan sejuk. Warna hijau terbukti dapat ‘menyejukan’ mata manusia. Udara sejuk dan segar juga diperlukan untuk sirkulasi oksigen dalam otak.
Tingkatkan spiritualitas Anda. Berdoa dan beribadah sesuai kepercaan, terbukti bisa menenangkan hati dan pikiran.
Kembangkan Emosi Positif

“Hati yang gembira adalah obat yang manjur” (Amsal 17:22)

A to Z About Stress (3)

Stress Yang Membangun

Mengetahui berita-berita dan fakta diatas memang agak miris. Tetapi tidak melulu stres berdampak buruk. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, ada stress yang berdampak baik dan membangun, yang dikenal dengan istilah Eustress. Dampak stres yang satu ini justru sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh.. Eustress adalah dampak positif stres yang membuat Anda menjadi bersemangat saat dihadapkan pada suatu kasus atau persoalan yang menantang. Kreativitas Anda bisa terstimulasi. Contohnya, saat desainer harus menyelesaikan sebuah rancangan yang sudah mendekati deadline, ia akan mengerahkan seluruh kemampuan dan kreativitasnya sampai rancangannya selesai dengan sempurna! Mahasiswa justru belajar secara efektif pada saat-saat menjelang ujian.

“Stres bisa kobarkan semangat Anda”


Stress dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada, dan membantu orang melakukan penyesuaian. Hidup yang serba tenang dan adem ayem itu menjemukan. Dalam ketenangan yang menjemukan itu orang misalnya menonton film horror, bermain permainan yang memacu adrenalin, atau berkendara dengan kecepatan tinggi. Semua itu dilakukan untuk mengatasi kondisi yang menjemukan ini. System syaraf juga memerlukan rangsangan agar bisa tetap terlatih dan selanjutnya berfunsi dengan baik. (Heru Basuki, 2008)

“Life is never flat”

A to Z About Stress (2)

Apa aja yang bisa bikin Stress

Banyak sekali peristiwa yang dapat menyebabkan stress, biasanya dikarenakan adanya perubahan besar. Suatu peristiwa yang begitu membekas dalam benak individu.
Sumber stres dapat berbeda pada masing-masing individu, dan biasanya tampil dalam bentuk motif atau keinginan yang bertentangan. Berikut ini dikemukakan beberapa peristiwa yang merupakan sumber stress.
1. Peristiwa Traumatik
Yang dimaksud dengan Peristiwa Traumatik adalah situasi bahaya ekstrim di luar rentang pengalaman manusia lazim. Contohnya: bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, banjir; bencana buatan manusia, seperti kecelakaan mengerikan, kekerasan fisik, pemerkosaan, perang.
2. Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan
Peristiwa besar yang tidak dapat dikendalikan misalnya, ditinggal mati orang yang dicintai, terserang penyakit serius, dipecat dari jabatan. Sedang peristiwa ringan yang tidak dapat dikendalikan misalnya, tidak mendapat maaf dari teman, putus cinta, terlambat tiba dalam suatu acara karena kemacetan lalu lintas, keberangkatan tertunda karena kehabisan tiket pesawat. Salah satu alasan mengapa peristiwa yang tidak dapat dikendalikan itu menyebabkan stress adalah karena orang tidak mampu mengontrol terjadinya peristiwa tersebut.

Luthans (1992) menyebutkan bahwa penyebab stres (stressor) terdiri atas empat hal utama, yakni:
1. Extra organizational stressors, yang terdiri dari perubahan sosial/teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, dan keadaan komunitas/tempat tinggal.
2. Organizational stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam organisasi.
3. Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup, kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal, dan intergrup.
4. Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, kontrol personal, learned helplessness, self-efficacy, dan daya tahan psikologis.
Sedangkan Cooper dan Davidson (1991) membagi penyebab stres dalam pekerjaan menjadi dua, yakni:
• Group stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari situasi maupun keadaan di dalam perusahaan, misalnya kurangnya kerjasama antara karyawan, konflik antara individu dalam suatu kelompok, maupun kurangnya dukungan sosial dari sesama karyawan di dalam perusahaan.
• Individual stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri individu, misalnya tipe kepribadian seseorang, kontrol personal dan tingkat kepasrahan seseorang, persepsi terhadap diri sendiri, tingkat ketabahan dalam menghadapi konflik peran serta ketidakjelasan peran.
Cooper (dalam Rice, 1999) memberikan daftar lengkap stressor dari sumber pekerjaan yang tertera pada tabel berikut:

A to Z About Stress (1)

Stres. Suatu hal yang selalu dinilai negatif oleh orang-orang. Stres dimata kebanyakan orang adalah keadaan tidak waras/sakit jiwa; terkena guncangan mental; gila; depresi berat; frustasi; dan hal senada lainnya. Padahal ‘keadaan stres’ tidak seburuk yang dan se-negatif itu. Anda, saya dan kita semua, dapat dipastikan pernah mengalami stress; Saat anda tegang menghadapi ujian, saat terjebak dalam kemacetan, ketika sedih yang mendalam karena kehilangan orang yang disayangi, atau pada kaum wanita biasanya mengalami Pre-Menstrual Sindrome (PMS). Disadari atau tidak, dalam keaadan tersebut anda sedang/akan mengalami stress. Bahkan, percaya atau tidak terkadang kita ‘mencari stres’. Menonton film horror, kebut-kebutan dijalan, sampai anda rela bertamasya ke Dunia Fantasi untuk bermain permainan yang memacu adrenalin. Ternyata stres memang tidak selalu jelek bukan? Mari kita buka wawasan kita mengenai ‘stres’.




Secara Harfiah, kata ‘stres’ berasal dari bahasa Inggris: ‘stress’, yang berarti tekanan; tegangan.
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut. (Wikipedia Ensiklopedi)


Apa Kata Para Ahli


J. P. Chaplin (Kamus Lengkap Psikologi)
Suatu Keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.

Lazarus (1999)
“Stress is the anxious or threatening feeling that comes when we interpret or appraise a situation as being more than psychological resources can adequately handle”
Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita mengintepretasikan atau menilai suatu situasi sebagai/yang melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.

Morgan dan King (1986)
“…as an internal state which can be caused by physical demands on the body (disease conditions, exercise, extremes of temperature, and the like) or by environmental and social situations which are evaluated as potentially harmful, uncontrollable, or exceeding our resources for coping”
Stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.

Cooper (1994)
Stres adalah tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi..batas..kemampuan..subyek.

Sigmund Freud (Perspektif Psiko-analisa)
Stres terjadi karena individu tidak dapat me-selaraskan antara Id, Ego, Super Ego dalam dirinya.



Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
• Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.

• Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

BELAJAR DARI UNGGAS

Di daerah yang memiliki 5 musim, aada suatu fenomena menarik yang rutin terjadi. Setiap menjelang musim dingin binatang-binatang sibuk bersiap mengahadapi suhu udara yang bisa benar-benar dingin, bahkan melampaui titik beku air. Salah satu aktifitas yang menarik adalah migrasi unggas.
Bebek, burung dan beberapa jenis unggas yang bisa terbang, memang rutin bermigrasi untuk menghindari cuaca dingin yang bisa mengancam eksistensinya. Mereka melakukan perjalanan jauh kedaerah selatan (mendekati daerah tropis) yang bersuhu hangat. Mereka memulai perjalanan udara ini sebelum musim dingin tiba. Unggas-unggas ini terbang dengan bergerombol.
Sungguh menakjubkan! ketika mereka terbang, mereka membentuk sebuah formasi. Formasi “V” yang teratur. Ternyata hewan bersayap ini berformasi demikian untuk mengurangi beban terbang. Dengan formasi “V” mereka memanfaatkan gaya aerodinamis yang dapat mengurangi energy untuk mengepakan-kepakan sayapnya. Dengan demikian, mereka bisa terbang dengan durasi lebih lama dan jarak yang lebih jauh, dibanding dengan terbang seekor diri.
Rombongan migrasi ini juga tidak akan terpisah. Mereka akan selalu bersama-sama. Saat mendarat untuk istirahat, merekapun bergerombol dalam jumlah besar untuk menghindari serangan predator.
Kebersamaan, kekompakan dan kerjasama unggas-unggas itulah yang membuat mereka berhasil mencapai daerah impian mereka, yaitu daerah tropis yang hangat.

Kita pun harusnya belajar dari kegiatan migrasi unggas-unggas itu. Kebersamaan mereka menghasilkan suatu keberhasilan. Hal ini terbukti. Sebagai manusia kita tidak bisa sendiri, kita butuh orang lain. Dengan kerjasama dan kekompakan kita bisa melakukan pekerjaan besar.
Pepatah kuno “Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul” jelas akan terus berlaku dalam hidup. Begitu juga dalam hidup kekristenan. Menjadi terang tidak mungkin seorang diri. Kita yang adalah domba-nya Kristus harus bergerombol untuk melawan iblis, si singa yang mengaum-aum itu.
Bersyukurlah jika kita memiliki keluarga, teman, sahabat, rekan kerja dan komunitas lain. Kita bisa saling membangun, saling mengisi, saling berbagi, satu sama lain.


Bersama Kita Bisa!!