Belajar dan mengajar itulah proses yang dilakukan dalam dunia pendidikan. Hal ini bisa diuraikan menjadi 2 aspek:
Belajar
Berarti hal ini ditujukan untuk kepada siswa. Karena subjek yang melakukan belajar adalah siswa/murid/mahasiswa. Belajar memang kegiatan yang dilakukan tanpa mengenal tepat, orang, ataupun waktu. Maka ada istilah belajar bisa dimana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja. Jadi belajar sebenarnya tidak bisa diartikan secara sempit hanya untuk murid atau siswa atau mahasiswa saja.
Mengajar
Berarti kata ‘mengajar’ mengarah kepada sosok pengajar, yaitu guru/dosen. Orang yang dipercaya untuk bisa ‘memberi pelajaran’ kepada muridnya, membagikan ilmu yang didapat kepada anak didiknya. Inilah tugas mulia dari para pengajar, yang harus diakui bahwa ini tidaklah mudah.
Kedua aspek diatas memang harus optimal, untuk memaksimalkan proses pendidikan, baik disekolah, di kampus, ditempat kursus, atau dimanapun. Bagaimana anak belajar dan bagaiman guru atau dosen menyampaikan pelajaran, proses itulah yang akan membawa suatu hasil kongkret nantinya.
Kedua subjek pendidikan ini (siswa & guru) memang perlu 1 hal, yaitu kreatifitas. Kreatifitas diperlukan agar proses pembelajaran tidak membosankan dan hasilnya pun maksimal. Untuk itu diperlukan cara-cara atau metode-metode yang menarik dan membangun, untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Selasa, 09 Maret 2010
BELAJAR SECARA KREATIF
Inilah yang harus dilakukan oleh para murid jika ingin maju. “Belajar Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras” itulah buku karangan Ron Fry yang memang benar adanya, bahwa kita harus belajar secara ‘cerdas’. Buku yang laris manis dipasaran ini, menyediakan CARA BELAJAR untuk para pembelajar.
Belajar secara kreatif berarti menemukan dan melakukan cara belajar yang sesuai dengan diri kita masing-masing. Sekarang ada istilah ‘quantum learning’ atau metode belajar lain. Apapun dan bagaimanapun itu, yang jelas tiap orang belum tentu berhasil ‘belajar’ dengan meniru ‘belajar’ orang lain. Setiap orang punya ‘gaya’ belajarnya sendiri.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan dan melakukan cara belajar yang kreatif:
1. Starting
Starting is everything. memulai itu sulit tapi kita harus memulainya. sebelum masuk dalam ‘belajar’ itu sendiri kita harus memulai dari langkah berikut:
• Mengenal diri
Kita harus mengerti bagaimana sebenarnya diri kita dalam belajar. Ron Fry dalam bukunya, menjelaskan 3 hal dalam proses memandang diri sendiri dengan baik dan jujur:
- Mengevaluasi tingkat keterampilan kita saat ini, mengidentifikasi area keterampilan belajar, dimana usaha kita perlu dikonsentrasikan.
- Mengidentifikasi lingkungan dan gaya belajar yang sesuai untuk kita.
- Membuat kategori mata pelajaran berdasarkan seberapa besar minat kita pada mata pelajaran itu dan seberapa baik kita mengerjakannya.
• Motivasi
Dorongan atau motivasi harus ada untuk memacu kita dalam belajar. Motivasi dari dalam seperti cita-cita atau impian, itu penting dan harus ada. motivasi dari luar, seperti dorongan dari orang tua, teman-teman, kekasih kita yang bisa membuat kita makin semangat.
2. Proses
Setelah mengenal diri dan punya motivasi, kita tentunya makin cinta belajar. Biasakan hal ini! Dalam prosesnya kita akan menemukan cara-cara bagaimana kita harus belajar. Cara-cara menarik yang perlu dicoba, diantaranya:
• Membuat catatan pelajaran yang menarik dan simple
Membuat catatan mengenai materi yang dipelajari memang perlu. Untuk bahan belajar, tetapi usahakan buat catatan yang menarik. Buat dengan sistematis, singkat, ditambah gambar-gambar, tulisan berwarna-warni dan disusun rapih. Pastinya belajar kita akan menyenangkan.
• Memanfaatkan waktu
Waktu itu berlalu dengan cepat, dan kalau sudah berlalu, jelas tidak bisa kembali. Maka aturlah waktu kita dengan bijak. Pilih prioritas kegiatan yang harus kita lakukan terlebih dahulu. Memang perlu ada waktu belajar khusus, tetapi belajar juga bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
• Memanfaatkan fasilitas
Ber-internet, adalah fasilitas belajar yang menyenangkan. Pergunakanlah unutk mencari informasi, karena memang internet is more than library. Sesekali internet juga boleh digunakan untuk menghibur diri, dan membuka koneksi kedunia luar.
• Belajar kelompok
Kegiatan klasik ini sebenarnya sangat penting dan menarik. Kita bisa berdiskusi, bertukar pikiran bersama teman kita. Dalam suasana santai, ngobrol tentang pelajaran, pasti akan lebih termemori dalam otak.
3. Evaluasi
Setelah dalam jangka waktu tertentu, misalnya 1 semester. Kita bisa melihat hasil dari proses pembelajaran yang kita lakukan. Acuannya tidak hanya dari nilai, tetai lihat kemajuan kita (progress). Apakah kita masih merasa bosan dalam belajar?. Poin itulah yang menjadi tolak ukur utamanya. Sebenarnya dalam tahap ini, kita kembali tahap nomer 1. Mengidentifikasi diri kita secara jujur.
Perlu diingat bahwa dalam melakukan segala sesuatu kita harus konsisten dan disiplin. Termasuk dalam hal belajar ini. Kita harus berusaha konsisten pada ‘jalur khusus belajar kita’. Dalam prosesnya pasti akan banyak tantangan dan godaan, tetapi nilai konsisten dan disiplin harus jadi pegangan.
Starting is everything tetapi setelah berhasil memulai, kita harus consistent mempertahankan apa yang telah dilakukan dan Finishing well itu perlu perjuangan.
(Anonim)
Belajar secara kreatif berarti menemukan dan melakukan cara belajar yang sesuai dengan diri kita masing-masing. Sekarang ada istilah ‘quantum learning’ atau metode belajar lain. Apapun dan bagaimanapun itu, yang jelas tiap orang belum tentu berhasil ‘belajar’ dengan meniru ‘belajar’ orang lain. Setiap orang punya ‘gaya’ belajarnya sendiri.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan dan melakukan cara belajar yang kreatif:
1. Starting
Starting is everything. memulai itu sulit tapi kita harus memulainya. sebelum masuk dalam ‘belajar’ itu sendiri kita harus memulai dari langkah berikut:
• Mengenal diri
Kita harus mengerti bagaimana sebenarnya diri kita dalam belajar. Ron Fry dalam bukunya, menjelaskan 3 hal dalam proses memandang diri sendiri dengan baik dan jujur:
- Mengevaluasi tingkat keterampilan kita saat ini, mengidentifikasi area keterampilan belajar, dimana usaha kita perlu dikonsentrasikan.
- Mengidentifikasi lingkungan dan gaya belajar yang sesuai untuk kita.
- Membuat kategori mata pelajaran berdasarkan seberapa besar minat kita pada mata pelajaran itu dan seberapa baik kita mengerjakannya.
• Motivasi
Dorongan atau motivasi harus ada untuk memacu kita dalam belajar. Motivasi dari dalam seperti cita-cita atau impian, itu penting dan harus ada. motivasi dari luar, seperti dorongan dari orang tua, teman-teman, kekasih kita yang bisa membuat kita makin semangat.
2. Proses
Setelah mengenal diri dan punya motivasi, kita tentunya makin cinta belajar. Biasakan hal ini! Dalam prosesnya kita akan menemukan cara-cara bagaimana kita harus belajar. Cara-cara menarik yang perlu dicoba, diantaranya:
• Membuat catatan pelajaran yang menarik dan simple
Membuat catatan mengenai materi yang dipelajari memang perlu. Untuk bahan belajar, tetapi usahakan buat catatan yang menarik. Buat dengan sistematis, singkat, ditambah gambar-gambar, tulisan berwarna-warni dan disusun rapih. Pastinya belajar kita akan menyenangkan.
• Memanfaatkan waktu
Waktu itu berlalu dengan cepat, dan kalau sudah berlalu, jelas tidak bisa kembali. Maka aturlah waktu kita dengan bijak. Pilih prioritas kegiatan yang harus kita lakukan terlebih dahulu. Memang perlu ada waktu belajar khusus, tetapi belajar juga bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
• Memanfaatkan fasilitas
Ber-internet, adalah fasilitas belajar yang menyenangkan. Pergunakanlah unutk mencari informasi, karena memang internet is more than library. Sesekali internet juga boleh digunakan untuk menghibur diri, dan membuka koneksi kedunia luar.
• Belajar kelompok
Kegiatan klasik ini sebenarnya sangat penting dan menarik. Kita bisa berdiskusi, bertukar pikiran bersama teman kita. Dalam suasana santai, ngobrol tentang pelajaran, pasti akan lebih termemori dalam otak.
3. Evaluasi
Setelah dalam jangka waktu tertentu, misalnya 1 semester. Kita bisa melihat hasil dari proses pembelajaran yang kita lakukan. Acuannya tidak hanya dari nilai, tetai lihat kemajuan kita (progress). Apakah kita masih merasa bosan dalam belajar?. Poin itulah yang menjadi tolak ukur utamanya. Sebenarnya dalam tahap ini, kita kembali tahap nomer 1. Mengidentifikasi diri kita secara jujur.
Perlu diingat bahwa dalam melakukan segala sesuatu kita harus konsisten dan disiplin. Termasuk dalam hal belajar ini. Kita harus berusaha konsisten pada ‘jalur khusus belajar kita’. Dalam prosesnya pasti akan banyak tantangan dan godaan, tetapi nilai konsisten dan disiplin harus jadi pegangan.
Starting is everything tetapi setelah berhasil memulai, kita harus consistent mempertahankan apa yang telah dilakukan dan Finishing well itu perlu perjuangan.
(Anonim)
MENGAJAR SECARA KREATIF
Bagian yang harus dilakukan oleh para pengajar, entah guru, dosen, instruktur dan istilah lain. seorang guru tidak cukup hanya pintar atau ber-ilmu saja, tetapi cara bagaimana mereka mengajar, itulah yang dinilai. Cara penyampaian materi kepada murid, karakter, pembawaaan diri, serta bagaimana kedekatannya dengan objek yang diajar, itulah fokus utama para ‘pencetak masa depan’ ini.
Berikut ini ada 5 hal (5-if) yang menjadi tolak ukur mengajar secara kreatif:
1. Komunikatif
Pengajar dapat menyampaikan materi secara jelas dan sederhana kepada murid/mahasiswa. Bahasa yang digunakan, sisipan joke-joke yang menyegarkan, pasti akan membuat kegiatan belajar hidup. Memberi contoh kongkret, bercerita dari pengalaman pribadi, memberi alat peraga, memakai bahasa sehari-hari (gaul), pastinya makin meningkatkan pemahaman siswa/mahasiswa.
2. Interaktif
Dapat dilakukan dengan kegiatan tanya-jawab, diskusi, sesekali bercanda dengan murid. Intinya harus ada interaksi antara murid dengan guru, komunikasi 2 arah. Siswa tidak hanya menjadi patung yang mendengarkan, masuk telinga kiri lalu keluar kanan. Senyuman dan sapaan hangat juga merupakan bentuk interaktif guru dengan siswa.
3. Intensif
Memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Materi yang diberikan tidak perlu banyak dan dengan waktu yang lama, tetapi singkat, jelas, padat, dan sistematis, Pastikan ‘ada yang didapat’ oleh murid dari tiap pertemuan belajar.
4. Inovatif
Punya daya untuk ber-inovasi, membuat sesuatu yang beda/baru. Misalnya, gaya belajar dari film atau belajar dengan alat peraga menarik. Inovatif disini juga mengarah pada ‘up to date’, tidak ketinggalan berita. Dosen harus mengerti hal-hal apa saja yang baru-baru terjadi, info terkini, isu-isu yang marak. Jadi jangan melulu mencekoki materi.
5. Motivatif
Inilah yang penting, bahwa pengajar adalah seorang motivator. Artinya, dia mengarahkan dan mendorong siswa/mahasiswa untuk memaksimalkan diri pada bidangnya. Jika siswa melakukan salah jangan menghakimi lalu menghukum begitu saja, tetapi kita harus mendorong dia melakukan yang benar. Memberi apresiasi, bila muridnya melalukan sesuatu yang membanggakan. Jika ada siswa yang nilainya kurang bagus, guru bisa menjadi konselor dan penasihat yang baik.
Kepribadian guru juga bisa jadi motivasi anak, tidak jarang anak yang ingin menjadi seperti gurunya, setelah melihat teladan sikap atau karakter baik dari gurunya tersebut. Murid juga perlu dibekali nilai-nilai luhur untuk menghadapi hidup, jadi seorang guru memang perlu berkepribadian yang baik dan bisa jadi teladan.
Berikut ini ada 5 hal (5-if) yang menjadi tolak ukur mengajar secara kreatif:
1. Komunikatif
Pengajar dapat menyampaikan materi secara jelas dan sederhana kepada murid/mahasiswa. Bahasa yang digunakan, sisipan joke-joke yang menyegarkan, pasti akan membuat kegiatan belajar hidup. Memberi contoh kongkret, bercerita dari pengalaman pribadi, memberi alat peraga, memakai bahasa sehari-hari (gaul), pastinya makin meningkatkan pemahaman siswa/mahasiswa.
2. Interaktif
Dapat dilakukan dengan kegiatan tanya-jawab, diskusi, sesekali bercanda dengan murid. Intinya harus ada interaksi antara murid dengan guru, komunikasi 2 arah. Siswa tidak hanya menjadi patung yang mendengarkan, masuk telinga kiri lalu keluar kanan. Senyuman dan sapaan hangat juga merupakan bentuk interaktif guru dengan siswa.
3. Intensif
Memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Materi yang diberikan tidak perlu banyak dan dengan waktu yang lama, tetapi singkat, jelas, padat, dan sistematis, Pastikan ‘ada yang didapat’ oleh murid dari tiap pertemuan belajar.
4. Inovatif
Punya daya untuk ber-inovasi, membuat sesuatu yang beda/baru. Misalnya, gaya belajar dari film atau belajar dengan alat peraga menarik. Inovatif disini juga mengarah pada ‘up to date’, tidak ketinggalan berita. Dosen harus mengerti hal-hal apa saja yang baru-baru terjadi, info terkini, isu-isu yang marak. Jadi jangan melulu mencekoki materi.
5. Motivatif
Inilah yang penting, bahwa pengajar adalah seorang motivator. Artinya, dia mengarahkan dan mendorong siswa/mahasiswa untuk memaksimalkan diri pada bidangnya. Jika siswa melakukan salah jangan menghakimi lalu menghukum begitu saja, tetapi kita harus mendorong dia melakukan yang benar. Memberi apresiasi, bila muridnya melalukan sesuatu yang membanggakan. Jika ada siswa yang nilainya kurang bagus, guru bisa menjadi konselor dan penasihat yang baik.
Kepribadian guru juga bisa jadi motivasi anak, tidak jarang anak yang ingin menjadi seperti gurunya, setelah melihat teladan sikap atau karakter baik dari gurunya tersebut. Murid juga perlu dibekali nilai-nilai luhur untuk menghadapi hidup, jadi seorang guru memang perlu berkepribadian yang baik dan bisa jadi teladan.
Penangangan Anak ADHD

Apa yang harus saya lakukan jika saya pikir anak saya telah ADHD?
Berbicara dengan dokter anak Anda. ADHD Diagnosis dapat dibuat hanya dengan mendapatkan informasi tentang perilaku anak Anda dari beberapa orang yang mengenal anak Anda. Dokter Anda akan mengajukan pertanyaan dan mungkin ingin mendapatkan informasi dari guru anak Anda atau orang lain yang akrab dengan perilaku anak Anda. Dokter Anda mungkin memiliki bentuk atau daftar periksa bahwa Anda dan guru anak Anda dapat mengisi. Ini akan membantu Anda dan dokter Anda membandingkan perilaku anak dengan perilaku anak-anak lain. Dokter Anda mungkin ingin menguji penglihatan anak Anda dan pendengaran jika tes ini belum pernah dilakukan baru-baru ini.
Dokter mungkin merekomendasikan obat mencoba untuk melihat apakah itu membantu mengontrol perilaku anak hiperaktif. Sebuah pengadilan obat saja tidak bisa menjadi dasar untuk mendiagnosa ADHD. Namun, hal itu dapat menjadi bagian penting dalam mengevaluasi anak Anda jika ADHD dicurigai. Mungkin sulit bagi dokter untuk mengetahui apakah anak Anda telah ADHD. Banyak anak-anak yang menderita ADHD tidak hiperaktif di kantor dokter. Untuk alasan ini, dokter Anda mungkin ingin anak Anda melihat seseorang yang mengkhususkan diri dalam membantu anak-anak yang memiliki masalah perilaku, seperti psikolog.
Apa obat yang digunakan untuk mengobati ADHD?
Beberapa obat-obatan untuk ADHD methylphenidate, dextroamphetamine, atomoxetine, dan obat yang menggabungkan dextroamphetamine dan amphetamine. Obat-obatan ini meningkatkan perhatian dan konsentrasi, dan mengurangi perilaku impulsif dan overaktif. Obat lain juga dapat digunakan untuk mengobati ADHD. Bicarakan dengan dokter anda mengenai perawatan apa yang ia merekomendasikan.
Apa lagi yang bisa saya lakukan untuk membantu anak saya?
Sebuah tim usaha, dengan orang tua, guru dan dokter bekerja sama, adalah cara terbaik untuk membantu anak Anda. Anak-anak yang menderita ADHD mungkin sulit untuk orangtua. Mereka mungkin memiliki kesulitan memahami arahan, dan keadaan terus-menerus dapat menantang untuk orang dewasa. Anak-anak yang menderita ADHD juga cenderung memerlukan lebih banyak struktur dan harapan yang lebih jelas. Anda mungkin perlu mengubah kehidupan rumah sedikit untuk membantu anak Anda. Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu:
• Buatlah jadwal. Tetapkan waktu tertentu untuk bangun, makan, bermain, mengerjakan pekerjaan rumah, melakukan pekerjaan rumah tangga, menonton TV atau bermain video game, dan pergi tidur. Letakan jadwal di mana anak Anda akan selalu melihatnya. Jelaskan setiap perubahan pada rutinitas sebelumnya.
• Buatlah aturan rumah sederhana. Ini penting untuk menjelaskan apa yang akan terjadi ketika aturan yang dipatuhi dan ketika mereka langgar. Tuliskan aturan dan hasil tidak mengikuti mereka.
• Pastikan arahan dimengerti. Dapatkan perhatian anak Anda dan melihat langsung ke mata nya. Kemudian katakan pada anak Anda dengan jelas dan suara yang tenang secara spesifik apa yang Anda inginkan. Hindari arahan sederhana dan pendek. Mintalah anak Anda untuk mengulangi petunjuk kembali kepada Anda.
• Reward perilaku yang baik. Ucapkan selamat anak Anda ketika dia menyelesaikan setiap langkah tentang tugas.
• Pastikan anak Anda diawasi sepanjang waktu. Karena mereka impulsif, anak-anak yang menderita ADHD mungkin membutuhkan lebih banyak pengawasan orang dewasa daripada anak-anak lain usia mereka.
• Perhatikan anak Anda di sekitar atau teman-temannya. Ini kadang-kadang sulit bagi anak-anak yang menderita ADHD untuk belajar keterampilan sosial. Reward perilaku bermain baik.
• Tetapkan rutin pekerjaan rumah. Pilihlah tempat biasa untuk melakukan pekerjaan rumah, jauh dari gangguan seperti orang lain, TV dan video game. Istirahat PR waktu menjadi bagian-bagian kecil dan istirahat.
• Fokus pada usaha, bukan nilai. Reward anak Anda ketika ia mencoba untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah, bukan hanya untuk nilai yang baik. Anda dapat memberikan hadiah ekstra untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.
• Berbicara dengan guru anak Anda. Cari tahu bagaimana anak Anda lakukan di sekolah di kelas, pada jam istirahat, saat makan siang. Mintalah kemajuan harian atau mingguan catatan dari guru.
Beberapa anak manfaat dari konseling atau dari terapi terstruktur. Keluarga mungkin mendapat manfaat dari berbicara dengan seorang spesialis dalam mengelola ADHD dan perilaku yang berhubungan dengan masalah belajar.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pewarna makanan tertentu dan pengawet dapat menyebabkan atau memperburuk perilaku hiperaktif pada beberapa anak-anak. Berbicara dengan dokter tentang apakah Anda perlu membuat perubahan apa pun anak Anda diet.
Sumber:
www.family¬¬_doctor.org
www.klinik_dokter.com
www.conectique.com
Penyebab ADHD
Apa penyebab ADHD?
Anak-anak yang menderita ADHD tidak menghasilkan cukup bahan kimia di bidang utama di otak yang bertanggung jawab untuk mengorganisasikan pikiran. Tanpa cukup bahan kimia ini, pusat-pusat pengorganisasian otak tidak bekerja dengan baik. Hal ini menyebabkan gejala pada anak-anak yang menderita ADHD. Penelitian menunjukkan bahwa ADHD lebih sering terjadi pada anak-anak yang memiliki kerabat dekat dengan gangguan. Penelitian terakhir juga membuktikan merokok dan penyalahgunaan bahan lainnya selama kehamilan berpengaruh untuk ADHD. Paparan racun lingkungan, seperti timah, juga dapat menjadi faktor.
Hal-hal yang tidak menyebabkan ADHD:
• Pola asuh orangtua yang buruk (meskipun kehidupan rumah yang tidak teratur dan lingkungan sekolah dapat membuat gejala lebih buruk)
• Terlalu banyak gula
• Terlalu sedikit gula
• Aspartame (salah satu nama merek: NutraSweet)
• Alergi makanan atau alergi
• Kekurangan vitamin
• Lampu neon
• Terlalu banyak nonton TV
• Video games
Sumber:
www.family¬¬_doctor.org
www.klinik_dokter.com
www.conectique.com
Anak-anak yang menderita ADHD tidak menghasilkan cukup bahan kimia di bidang utama di otak yang bertanggung jawab untuk mengorganisasikan pikiran. Tanpa cukup bahan kimia ini, pusat-pusat pengorganisasian otak tidak bekerja dengan baik. Hal ini menyebabkan gejala pada anak-anak yang menderita ADHD. Penelitian menunjukkan bahwa ADHD lebih sering terjadi pada anak-anak yang memiliki kerabat dekat dengan gangguan. Penelitian terakhir juga membuktikan merokok dan penyalahgunaan bahan lainnya selama kehamilan berpengaruh untuk ADHD. Paparan racun lingkungan, seperti timah, juga dapat menjadi faktor.
Hal-hal yang tidak menyebabkan ADHD:
• Pola asuh orangtua yang buruk (meskipun kehidupan rumah yang tidak teratur dan lingkungan sekolah dapat membuat gejala lebih buruk)
• Terlalu banyak gula
• Terlalu sedikit gula
• Aspartame (salah satu nama merek: NutraSweet)
• Alergi makanan atau alergi
• Kekurangan vitamin
• Lampu neon
• Terlalu banyak nonton TV
• Video games
Sumber:
www.family¬¬_doctor.org
www.klinik_dokter.com
www.conectique.com
Apa itu ADHD
ADHD: Yang Orangtua Harus Tahu
Apa itu ADHD?
Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah nama sekelompok perilaku yang ditemukan di banyak anak-anak dan orang dewasa. Orang yang memiliki kesulitan memperhatikan di sekolah, di rumah atau di tempat kerja. Mereka mungkin jauh lebih aktif dan/atau impulsif daripada apa yang biasa bagi usia mereka. Perilaku ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam hubungan masalah, belajar dan perilaku. Untuk alasan ini, anak-anak yang menderita ADHD kadang-kadang dipandang sebagai "sulit" atau memiliki masalah perilaku.
ADHD lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan. Anda mungkin akan lebih akrab dengan istilah attention deficit disorder (ADD). Gangguan ini diganti namanya pada tahun 1994 oleh American Psychiatric Association (APA).
Apa saja gejala ADHD?
Anak dengan ADHD yang intensif akan memiliki 6 atau lebih gejala berikut:
• Kesulitan mengikuti petunjuk
• Kesulitan menjaga perhatian pada pekerjaan atau kegiatan bermain di sekolah dan di rumah
• Kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan di sekolah dan di rumah
• Tampaknya tidak mendengarkan
• Tidak memberi perhatian terhadap detail
• Sepertinya tidak teratur
• Mengalami kesulitan dengan tugas-tugas yang membutuhkan perencanaan ke depan
• Pelupa
• Mudah terganggu
Anak dengan ADHD yang hiperaktif / impulsif akan memiliki sekurang-kurangnya 6 dari gejala berikut:
• Gelisah
• Berlari-larian atau memanjat tidak karuan
• Tidak dapat bermain dengan tenang
• Keluar jawaban ceplas-ceplos
• Menyela orang
• Tidak bisa duduk diam di kursi
• Berbicara terlalu banyak
• Selalu bergerak
• Mengalami kesulitan menunggu gilirannya
Anak-anak yang menderita ADHD mempunyai gejala selama setidaknya 6 bulan.
Sumber:
www.family¬¬_doctor.org
www.klinik_dokter.com
www.conectique.com
Apa itu ADHD?
Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah nama sekelompok perilaku yang ditemukan di banyak anak-anak dan orang dewasa. Orang yang memiliki kesulitan memperhatikan di sekolah, di rumah atau di tempat kerja. Mereka mungkin jauh lebih aktif dan/atau impulsif daripada apa yang biasa bagi usia mereka. Perilaku ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam hubungan masalah, belajar dan perilaku. Untuk alasan ini, anak-anak yang menderita ADHD kadang-kadang dipandang sebagai "sulit" atau memiliki masalah perilaku.
ADHD lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan. Anda mungkin akan lebih akrab dengan istilah attention deficit disorder (ADD). Gangguan ini diganti namanya pada tahun 1994 oleh American Psychiatric Association (APA).
Apa saja gejala ADHD?
Anak dengan ADHD yang intensif akan memiliki 6 atau lebih gejala berikut:
• Kesulitan mengikuti petunjuk
• Kesulitan menjaga perhatian pada pekerjaan atau kegiatan bermain di sekolah dan di rumah
• Kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan di sekolah dan di rumah
• Tampaknya tidak mendengarkan
• Tidak memberi perhatian terhadap detail
• Sepertinya tidak teratur
• Mengalami kesulitan dengan tugas-tugas yang membutuhkan perencanaan ke depan
• Pelupa
• Mudah terganggu
Anak dengan ADHD yang hiperaktif / impulsif akan memiliki sekurang-kurangnya 6 dari gejala berikut:
• Gelisah
• Berlari-larian atau memanjat tidak karuan
• Tidak dapat bermain dengan tenang
• Keluar jawaban ceplas-ceplos
• Menyela orang
• Tidak bisa duduk diam di kursi
• Berbicara terlalu banyak
• Selalu bergerak
• Mengalami kesulitan menunggu gilirannya
Anak-anak yang menderita ADHD mempunyai gejala selama setidaknya 6 bulan.
Sumber:
www.family¬¬_doctor.org
www.klinik_dokter.com
www.conectique.com
Pengertian ADHD
Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD atau AD / HD) adalah sebuah neurobehavioral gangguan perkembangan. ADHD terutama dicirikan oleh "ko-eksistensi dari attentional masalah dan hiperaktif, dengan setiap perilaku yang terjadi jarang sendirian."
ADHD adalah yang paling sering dipelajari dan didiagnosis gangguan kejiwaan pada anak-anak, mempengaruhi sekitar 3 sampai 5% dari anak-anak dengan gejala global dimulai sebelum usia tujuh tahun. ADHD merupakan kronis terkini kelainan pada anak-anak dengan 30 sampai 50% dari orang-orang didiagnosis pada masa kanak-kanak terus mengalami gejala sampai dewasa. Remaja dan orang dewasa dengan ADHD cenderung untuk mengembangkan mekanisme bertahan untuk mengkompensasi sebagian atau semua gangguan mereka.
Meskipun sebelumnya dianggap sebagai diagnosis masa kanak-kanak, ADHD dapat terus sepanjang masa dewasa. 4,7 % orang dewasa Amerika diperkirakan hidup dengan ADHD. ADHD didiagnosa dua sampai empat kali sebagai anak laki-laki seperti yang sering pada anak perempuan, meskipun studi menunjukkan perbedaan ini mungkin disebabkan oleh bias subyektif guru pengarah. ADHD manajemen biasanya melibatkan beberapa kombinasi dari obat-obatan, modifikasi perilaku, perubahan gaya hidup, dan konseling. Gejala-gejalanya dapat sulit dibedakan dari gangguan lain, meningkatkan kemungkinan bahwa diagnosis ADHD akan tertinggal atau sebaliknya. Selain itu, sebagian besar dokter belum menerima pelatihan formal dalam penilaian dan pengobatan ADHD, terutama pada pasien dewasa.
ADHD dan diagnosis dan pengobatan telah dianggap kontroversial sejak tahun 1970-an. Kontroversi ini telah melibatkan dokter, guru, pembuat kebijakan, orang tua dan media. Pendapat mengenai berkisar ADHD tidak percaya itu ada pada semua untuk percaya ada genetik dan fisiologis dasar untuk kondisi serta perbedaan pendapat tentang penggunaan obat perangsang dalam perawatan. Kebanyakan penyedia layanan kesehatan menerima bahwa ADHD adalah kelainan asli dengan perdebatan dalam komunitas ilmiah keterpusatan terutama di sekitar bagaimana didiagnosis dan diobati. The AMA Council on Scientific Affairs pada tahun 1998 menyimpulkan bahwa “kriteria untuk ADHD diagnostic didasarkan pada penelitian empiris dan luas, jika diterapkan secara tepat, mengarah pada diagnosis sindrom interrater tinggi reliabilitas, validitas wajah yang baik, dan tentu saja prediktabilitas tinggi dan pengobatan responsif.”
Sumber: Wikipedia Ensiklopedi
ADHD adalah yang paling sering dipelajari dan didiagnosis gangguan kejiwaan pada anak-anak, mempengaruhi sekitar 3 sampai 5% dari anak-anak dengan gejala global dimulai sebelum usia tujuh tahun. ADHD merupakan kronis terkini kelainan pada anak-anak dengan 30 sampai 50% dari orang-orang didiagnosis pada masa kanak-kanak terus mengalami gejala sampai dewasa. Remaja dan orang dewasa dengan ADHD cenderung untuk mengembangkan mekanisme bertahan untuk mengkompensasi sebagian atau semua gangguan mereka.
Meskipun sebelumnya dianggap sebagai diagnosis masa kanak-kanak, ADHD dapat terus sepanjang masa dewasa. 4,7 % orang dewasa Amerika diperkirakan hidup dengan ADHD. ADHD didiagnosa dua sampai empat kali sebagai anak laki-laki seperti yang sering pada anak perempuan, meskipun studi menunjukkan perbedaan ini mungkin disebabkan oleh bias subyektif guru pengarah. ADHD manajemen biasanya melibatkan beberapa kombinasi dari obat-obatan, modifikasi perilaku, perubahan gaya hidup, dan konseling. Gejala-gejalanya dapat sulit dibedakan dari gangguan lain, meningkatkan kemungkinan bahwa diagnosis ADHD akan tertinggal atau sebaliknya. Selain itu, sebagian besar dokter belum menerima pelatihan formal dalam penilaian dan pengobatan ADHD, terutama pada pasien dewasa.
ADHD dan diagnosis dan pengobatan telah dianggap kontroversial sejak tahun 1970-an. Kontroversi ini telah melibatkan dokter, guru, pembuat kebijakan, orang tua dan media. Pendapat mengenai berkisar ADHD tidak percaya itu ada pada semua untuk percaya ada genetik dan fisiologis dasar untuk kondisi serta perbedaan pendapat tentang penggunaan obat perangsang dalam perawatan. Kebanyakan penyedia layanan kesehatan menerima bahwa ADHD adalah kelainan asli dengan perdebatan dalam komunitas ilmiah keterpusatan terutama di sekitar bagaimana didiagnosis dan diobati. The AMA Council on Scientific Affairs pada tahun 1998 menyimpulkan bahwa “kriteria untuk ADHD diagnostic didasarkan pada penelitian empiris dan luas, jika diterapkan secara tepat, mengarah pada diagnosis sindrom interrater tinggi reliabilitas, validitas wajah yang baik, dan tentu saja prediktabilitas tinggi dan pengobatan responsif.”
Sumber: Wikipedia Ensiklopedi
Langganan:
Postingan (Atom)