Bagian yang harus dilakukan oleh para pengajar, entah guru, dosen, instruktur dan istilah lain. seorang guru tidak cukup hanya pintar atau ber-ilmu saja, tetapi cara bagaimana mereka mengajar, itulah yang dinilai. Cara penyampaian materi kepada murid, karakter, pembawaaan diri, serta bagaimana kedekatannya dengan objek yang diajar, itulah fokus utama para ‘pencetak masa depan’ ini.
Berikut ini ada 5 hal (5-if) yang menjadi tolak ukur mengajar secara kreatif:
1. Komunikatif
Pengajar dapat menyampaikan materi secara jelas dan sederhana kepada murid/mahasiswa. Bahasa yang digunakan, sisipan joke-joke yang menyegarkan, pasti akan membuat kegiatan belajar hidup. Memberi contoh kongkret, bercerita dari pengalaman pribadi, memberi alat peraga, memakai bahasa sehari-hari (gaul), pastinya makin meningkatkan pemahaman siswa/mahasiswa.
2. Interaktif
Dapat dilakukan dengan kegiatan tanya-jawab, diskusi, sesekali bercanda dengan murid. Intinya harus ada interaksi antara murid dengan guru, komunikasi 2 arah. Siswa tidak hanya menjadi patung yang mendengarkan, masuk telinga kiri lalu keluar kanan. Senyuman dan sapaan hangat juga merupakan bentuk interaktif guru dengan siswa.
3. Intensif
Memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Materi yang diberikan tidak perlu banyak dan dengan waktu yang lama, tetapi singkat, jelas, padat, dan sistematis, Pastikan ‘ada yang didapat’ oleh murid dari tiap pertemuan belajar.
4. Inovatif
Punya daya untuk ber-inovasi, membuat sesuatu yang beda/baru. Misalnya, gaya belajar dari film atau belajar dengan alat peraga menarik. Inovatif disini juga mengarah pada ‘up to date’, tidak ketinggalan berita. Dosen harus mengerti hal-hal apa saja yang baru-baru terjadi, info terkini, isu-isu yang marak. Jadi jangan melulu mencekoki materi.
5. Motivatif
Inilah yang penting, bahwa pengajar adalah seorang motivator. Artinya, dia mengarahkan dan mendorong siswa/mahasiswa untuk memaksimalkan diri pada bidangnya. Jika siswa melakukan salah jangan menghakimi lalu menghukum begitu saja, tetapi kita harus mendorong dia melakukan yang benar. Memberi apresiasi, bila muridnya melalukan sesuatu yang membanggakan. Jika ada siswa yang nilainya kurang bagus, guru bisa menjadi konselor dan penasihat yang baik.
Kepribadian guru juga bisa jadi motivasi anak, tidak jarang anak yang ingin menjadi seperti gurunya, setelah melihat teladan sikap atau karakter baik dari gurunya tersebut. Murid juga perlu dibekali nilai-nilai luhur untuk menghadapi hidup, jadi seorang guru memang perlu berkepribadian yang baik dan bisa jadi teladan.
Selasa, 09 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar