Kamis, 04 November 2010

Membangun, Me-manage dan Menikmati

Beberapa waktu lalu saya mengikuti sebuah seminar, pembekalan bagi para pemimpin. Pembeicara itu sudah berhasil dalam ‘mendesain’ organisasinya agar efektif dan luar biasa. ada 3 rumusan dasar yang diguakan dalam organisasinya yang berkembang itu, dan pastinya dapat juga diterapkan dalam kehidupan berkelompok:

Membangun
“Awalnya tentu kita membuat dulu…”. Membangun kelompok yang baik dengan sumber daya yang mumpuni, membangun budaya-budaya yang akan kita terapkan, dan semuanya itu perlu proses tentunya.

Me-manage
Setelah membuat tentunya kita mengatur apa yang telah kita buat. Mengatur struktur, pembagian kerja, sarana-prasarana, mengatur system dan sebagainya. Dan inilah pekerjaan inti dari sebuah organisasi atau kelompok, yang akan menguras energy kita.

Menikmati
Enjoy dengan apa yang telah kita bangun dan enjoy dengan apa yang telah kita manage. Bisa diartikan, kita menikmati hasil/produk dari apa yang kita desain. Tetapi menukmati disini juga berarti kita harus kreatif dalam berorganisasi/berkelompok agar individu-individu didalamnya tidak merasa bosan. Tentunya itu memerlukan strategi kreatif dan inovatif.


3 Tahapan yang terdengar simple, tetapi pada penerapannya akan sangat rumit dan cukup memusingkan kepala. Tetapi hal tersebut perlu dilakukan demi terciptanya organisasi/kelompok yang bertumbuh dan berkembang dengan maksimal.

TAHAP NORMING: PEMBENTUKAN STRUKTUR KELOMPOK

Dalam tahapan proses dasar kelompok,pada tahapan ke-3 dikenal dengan ‘Tahap Norming’. Ada beberapa hal yang dibentuk dalam sebuah kelompok, yaitu:

Peran (role)
Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan individu sebgai anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan individu dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok.

Norma (norm)
Norm merupakan aturan-aturan yang menggambarkan tindakan-tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok (Arishanti, 2005).

Hubungan Antar Anggota
Pengaturan hubungan antar anggota dalam kelompok. Pengaturan otoritas, hubungan komunikasi, hubungan ketertarikan.


Setelah diatur dan dibentuk mengenai 3 hal diatas, barulah kelompok itu memasuki ‘Tahap Unjuk Kerja’ (Performing). Bagaimana individu-individu dalam kelompok tersebut bekerja bersama.

Rabu, 22 September 2010

Info PKM (Dari bu Nilam)

PENGUMUMAN
No: 11/PU/PR III/UG/VIII/2010


Penerimaan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Tahun 2010


Berdasarkan surat Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) Depdiknas No:
1518/D3/KM/2010 tentang Penerimaan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa
Tahun 2010 yang akan didanai pada Tahun 2011, dengan ini dibuka kesempatan
kepada seluruh mahasiswa Universitas Gunadarma untuk mengajukan proposal
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang mencakup 4 (empat) bidang yang
akan didanai tahun 2010 yaitu:

• Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKMP)
• Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM)
• Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK)
• Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi (PKMT)

Adapun persyaratan umum pengajuan proposal dari empat bidang tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Setiap proposal dibuat oleh kelompok mahasiswa,
2. Tiap kelompok terdiri dari 3-5 orang mahasiswa yang berasal dari
paling sedikit dua angkatan berbeda,
3. Kelompok mahasiswa dapat berasal dari bidang studi yang berbeda
atau dari program studi yang sama,
4. Mahasiswa anggota kelompok pengusul harus terdaftar aktif di
semester 1-5 (mahasiswa D3) atau semester 1-7 (mahasiswa S1) pada PTA
2010/2011,
5. Penyusunan proposal harus dilakukan di bawah bimbingan 1 (satu)
dosen pendamping,

Jumat, 23 Juli 2010

ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN



Pria, wanita; laki-laki, perempuan; cowok, cewek. Sebuah perbedaan yang kodrati dari Sang Pencipta. Tak hanya terdapat didalam kita sebagai manusia, makhluk hidup lain pun terdiri dari dua kutub ini; jantan dan betina. Topik mengenai gender dan seks memang cukup rumit tetapi sangat menarik untuk dibahas.

Antara laki-laki dan perempuan, sering kali diberlakukan dikotomi frontal. Ibarat toilet umum dengan simbol khas dipintu masuknya, yang seolah mengisyaratkan “inilah laki-laki dan itulah perempuan!”. Jadi laki-laki dan perempuan itu adalah dua ruang yang terpisah dan sangat berbeda satu dengan yang lain.

Agaknya pendapat mengenai “laki-laki adalah laki-laki dan perempuan adalah permpuan” ini cukup beralasan, mengingat antara sosok pria dan sosok wanita memang sangat berbeda. Secara genetik, bentuk fisik, sifat psikologis, sistem hormonal, bahkan kognitif antara pria dan wanita, sedikit banyak memang berbeda.

Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa antara laki-laki dan perempuan itu seperti sebuah garis linier dengan angka-angka diantaranya, garis ini mengarah ke dua kutub; kutub negative kearah kiri dan kutub positif kearah kanan, sedangkan tepat ditengahnya adalah titik “0” atau netral. Jadi untuk menentukan status seseorang manusia apakah dia pria ataukah wanita, yaitu dengan cara ‘dikadarkan’. Ciri-ciri seksual seseorang tersebut lebih banyak kearah mana? Apakah kadar ke-laki-lakian-nya lebih tinggi atau sebaliknya.

Dalam pemikiran pertama dikemukakan bahwa “laki-laki adalah laki-laki dan perempuan adalah perempuan”, atau dalam bahasa matematis: ‘Anda 100% laki-laki atau 100% perempuan’ hanya ada dua kemungkinan mutlak itu saja. Sedangkan pada teori garis linier, laki-laki belum tentu 100% memiliki ‘sifat khas ‘kelaki-lakian. Begitupun pada perempuan, sangat mungkin memiliki ‘sifat khas’ lawan jenisnya juga. Terbukti, Ada banyak kasus terjadi; wanita memiliki sifat maskulinitas, dan pria pun banyak yang bersifat sedikit sifat feminim.


hormon.jpegHormon Seks Membuktikan


Sistem hormone seksual antara laki-laki dan perempuan memang berbeda. Perempuan dengan ovariumnya mempunyai hormon utama yaitu hormon estrogen, dan laki-laki dengan testisnya yang menghasilkan hormon utama yaitu hormone progesterone dan testosteronnya. Tapi tahukah anda, bahwa baik laki-laki atau perempuan sama-sama memiliki hormon esterogen dan juga progesteron, tetapi dalam jumlah yang berbeda jauh. Kebanyakan pria memproduksi 6-8 mg testosteron hormon pria (androgen sebuah) per hari, dibandingkan dengan kebanyakan wanita yang memproduksi 0,5 mg setiap hari. Hormon Wanita, estrogen, juga hadir di kedua jenis kelamin, tetapi dalam jumlah yang lebih besar bagi perempuan (Healt Discovery: 2009).

Bahkan sejak masa konsepsi (janin), awalnya sistem reproduksi dasar embrio tidak berbeda antara pria dan wanita. Sekitar 6-8 minggu setelah pembuahan, embrio pria biasa akan mulai memproduksi hormon testosteron. Dalam level yang tinggi testosteron akan menghasilkan perkembangan tubuh pria dengan organ seksual pria. Sampai sekarang ‘kewanitaan’ adalah default setting genetic, yang akan beroperasi kecuali gen kelaki-lakian dan hasil penerimaan terhadap hormone pria membatalkannya (Papalia: 2008).

Fakta bahwa ovarium wanita dewasa cenderung melepaskan lebih banyak esterogen dibanding androgen, dan bahwa testis orang dewasa melepaskan lebih banyak androgen dari pada estrogen telah menyebabkan praktek penyebutan yang lazim tetapi menyesatkan, yaitu androgen sebagai “hormone seks laki-laki” dan esterogen sebagai “hormone seks perempuan”. Hal ini seharusnya dihindari karena implikasi ‘laki-laki adalah laki-laki dan perempuan adalah perempuan’ dan bahwa androgen menghasilkan kelaki-lakian dan esterogen menghasilkan keperempuanan. Padahal tidak. (Pinel: 2009).


Hormon pria ada pada wanita dan hormon wanita ada dalam pria… untuk apa?


Ovarium pada wanita menghasilkan dua macam hormon; Hormon esterogen yang merangsang pertumbuhan ciri-ciri sekunder pada wanita (perkembangan payudara, perkembangan pinggul, munculnya lemak dibawah kulit, suara menjadi nyaring dan kulit menjadi halus), menjaga kondisi ‘kewanitaan’ dan perilaku seksual. Hormon progesteron juga dihasilkan dalam ovarium, dibagian korpus luteum. Fungsinya untuk memelihara kehamilan, perkembangan, dan pertumbuhan kelenjar air susu. (Syamsuri, dkk: 2004). Pada Laki-laki juga terdapat sedikit hormone wanita, untuk mengatur keseimbangan kerja seksual dan perilaku. Keberadaan hormonal wanita dalam pria dan sebaliknya, tujuannya memang untuk menjalankan fungsi homeostatis dalam tubuh.

Meskipun laki-laki dan perempuan memiliki hormone-hormon yang sama, hormon-hormon tersebut tidak pada kadar yang sama, dan belum tentu menjalankan fungsi yang sama. Perbedaan utama terletak pada kadar hormone gonadal dan gonadotropik pada perempuan melalui siklus yang berulang setiap 28 hari. Fluktuasi inilah yang mengontrol siklus menstruasi. Pada laki-laki kadar hormone gonadal dan gonadotropik hanya sedikit sekali berubah dari hari ke hari. (Pinel: 2009).


Hormon seks dapat berubah dan dapat dimanupulasi

Demi menjalankan fungsi homeostatis-nya, hormon memang selalu fluktuatif. Hormone seks meningkat drastis setelah masa pubertas, yang menyebabkan ciri-ciri seksual baik pada pria maupun wanita. (Harun Yahya: 2007). Hormone juga berubah sesuai situasi dan kondisi tubuh sendiri. Keadaan hormon seks seorang wanita hamil jelas berbeda dengan wanita yang tidak hamil. Pria usia 40 tahun keatas berbeda juga hormonalnya dengan pria muda. Riset membuktikan bahwa pria 40 tahun keatas kadar esterogen dalam tubuhnya meningkat. (DetikHealt: 2009). Hormon ibu-ibu menyusui dengan ibu-ibu biasa pun jelas berbeda. Bahkan antara dua orang kembar sekalipun kadar hormonalnya berbeda pula.

Suatu fakta yang bukan lagi baru, alat-alat kontrasepsi seperti Pil KB, suntik KB, IUD, susuk dan spiral mengandung hormon progesterone. Hormone yang notabene diproduksi oleh pria ini, digunakan untuk mencegah kehamilan pada wanita yang menggunakannya. (Suryaningrum: 2007). Akibat kerja hormone progesterone dari alat-alat KB ini, akan muncul ciri-ciri laki-laki pada wanita penggunanya. Tumbuh rambut-rambut atau kumis tipis, siklus menstruasi yang tidak menentu, hingga perilaku angresif pada wanita tersebut.

Makanan yang kita konsumsi juga bisa memicu keadaan hormon seks dalam tubuh. Seperti diketahui hampir semua peternakan ayam dan sapi menggunakan suntikan hormon. Sehingga ayam negeri bisa dipotong dalam umur 28 hari padahal dulu 3-4 bulan. Beta agonist biasa dipakai untuk membuat daging sapi mempunyai lemak yang tipis dan daging yang tebal dan bobot daging yang berat. Susu sapi juga sudah mengandung banyak bormon, karena untuk mendapatkan susu yang banyak sapi harus disuntik hormon .Dengan memakan daging yang mengandung hormon maka seorang anak akan kelebihan hormon estrogen, sehingga dapat mempercepat puber pada anak wanita dan mempercepat menopause, juga memicu penyakit kanker. (Indonesia Healt Care Club: 2009).

Penggunaan obat-obatan dan suntikan hormone juga akan mempengaruhi kinerja hormonal dalam tubuh. Kaum transgender biasanya mengkonsumsi obat-obat atau suntikan hormon seks. Mereka memanipulasi keadaan alami hormone seks dalam tubuh mereka agar menjadi keadaan yang diinginkannya.

Fakta-fakta yang telah dipaparkan,mengenai hormon seks antara laki-laki dan perempuan, kita dapat menyimpulkan bahwa: ada ‘kelaki-lakian’ pada wanita dan begitu pula sebaliknya, ada ‘kewanitaan’ pada diri pria. Hal ini normal. Bagaimana kinerjanya, bagaimana perubahannya, seperti apa keadaan hormon seks dalam tubuh kita, memang sulit diamati dan memang sangat rumit. Yang pasti hal ini terjadi demi berjalannya fungsi homeostatis atau keseimbangan dalam tubuh kita.




Sumber:

Artikel detikHealth - Merry Wahyuningsih -

Http://dinkes.jogjaprov.go.id/index.php/cklgsehat/read/114.html

Http://health.discovery.com/centers/sex/sexpedia/hormone.html

Http://www.harunyahya.com/indo/buku/hormon/hormon_07.htm

Http://www.indosiar.com/ragam/21407/alat-kontrasepsi

Papalia, E, Diane. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan) Edisi ke-9. Kencana. Jakarta.

Sasongko, Sri, Sundari. 2009. Konsep dan Teori Gender. BKKBN. Jakarta

Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi Jilid 2B Untuk SMA Kelas XI. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Green Action: Gerakan Melestarikan Kertas


Did You Know..??
Untuk memproduksi kertas dibutuhkan banyak kayu berdiameter 15-20 meter dengan tinggi sekitar 40 meter (segede pohon2 Kebon Raya kali). Bahkan dalam proses pembuatannya, produksi kertas juga akan menghasilkan emisi dan limbah, yang akhirnya berdampak mengotori lingkungan.

Sebanyak 27.000 batang kayu ditebang untuk memenuhi kebutuhan kertas tiap harinya. Woow!! Pegimana kagak gundul tuh hutan.



Green Challenge!
Kamu bisa kok ikut gerakan ‘Go Green’ dengan cara yang simple. Coba deh kurangi pemakaian kertas dan selalu Re-Use. Caranyaaa…

  • Mencatat notes ato to do list di HP, gak perlu di kertas.
  • Hindari isi ulang pulsa dengan voucher (yg lembaran kartu, digosok2 itu lho..). Better kamu beli pulsa elektrik, lebih cepat, lebih murah dan bebas sampah.
  • Saat fotokopi, minta Mbak2nya/Mas2nya untuk fotokopi bolak-balik, kan jadi save paper and save money separo. Lebih baik lagi kalo emang bisa diperkecil, selembar jadi 4 halaman gitu. Hmmm…gak ada salahnya kan, kamu jadi punya catetan/materi kuliah yang imut nan hemat.
  • Saat kamu nge-print, bisa juga nerapin teknik penghematan dengan print bolak-balik atau buat selembar jadi 4 pages (bisa disetting di computer kamu). Direkomendasikan juga supaya kamu cek di ‘Print Preview’ dulu dokumen yang mau di cetak, kan bisa meminimalisir salah print, jadi kagak buang-buang kertas gitu.
  • Gunakan majalah bekas atau Koran bekas sebagai sampul buku tulis/pelajaran. Kan lucu juga buku2 kamu dihiasi gambar2 artis, coverboy, iklan baris gitu. (asal jangan pake Koran lampu merah ato majalah pria dewasa, nanti Pak Guru ngeliatin bukumu terus..hehehe). Atau kalo kamu suka yang simple, bisa juga menyampul buku pake kalender bekas dan kertas2 kado bekas bungkus kado2 ultahmu.
  • Bikin oret2an dari HVS bekas yang belakangnya belum kepake gitu, it’s gud idea! Kertas2 HVS bekas itu bisa kamu lipet jadi 2, dilem dikit, lalu di bundel. Jadi deh oret2an buat itung2 fisika, matematik, kimia, ato sekedar buat oret2 curhat.
  • Kalo gak diperlukan banget, stop print struk ATM dan stop print struk belanja.
  • Kalo kertas2 udah bener2 gak bisa diberdayakan lagi atau emang kamu gak suka ribet nge-Re-Use. Kamu bisa kiloin kertas2, koran2, majalah bekas yang ada di gudang rumah kamu, nantinya kertas2 itu akan didaur ulang juga kok. Yaah...lumayan juga hasil ngiloin kertas bisa buat jajan coy.


Masih banyak cara kreatif lainnya untuk ngurangin penggunaan kertas dan ngurangin sampah kertas juga tentunya. Gampang toh?! Why not start doing it now?

Info Tambahan:
20,5 % sampah di Indonesia adalah sampah kertas dan kebanyakan merupakan bekas pembungkus makanan.

Tuh, barang siapa yang suka beli gorengan, burger n’ kentang goreng McD, ayam KFC, gado-gado dibungkus, nasi bungkus, nasi kotak; Inget2 deh Semuanya kan disajikan pake kertas2. Nah… besok-besok minta pake daun pisang aja bungkusnya, atau kamu bawa wadah makanan sendiri, atau lebih baik lagi kamu bawa bekel makanan sendiri dari rumah (buatan tangan mami tercinta) dari pada jajan diluar. Pastinya lebih ekonomis, higienis, bikin mamimu meringis, tapi tukang nasi langgananmu bisa nangis (karena dagangannya gak laku :)

Rabu, 19 Mei 2010

Tidurmu, Kepribadianmu




Bagaimana posisi Anda saat tidur? Sebuah survey dari Inggris menyelidiki 1000 orang dan menunjukkan adanya hubungan antara gaya tidur dengan kepribadian seseorang. Jadi, apa gaya Anda?

Gaya meringkuk
Ini adalah posisi paling umum terutama di antara para wanita. Mereka yang tidur dengan posisi ini dikenal berkepribadian tangguh tapi tetap peka terhadap sekitar. Mereka mungkin terlihat pemalu tapi mudah akrab.

Gaya menyamping
Jika Anda tidur menyamping dengan kedua tangan di samping tubuh, Anda adalah orang yang pandai bergaul, mudah mempercayai orang, bahkan kadang mudah ditipu. Sekitar 15% orang tidur dengan gaya ini.

Gaya peminta
Sepertiga orang tidur menyamping dengan kedua tangan diletakkan di depan tubuh. Mereka dikenal berpikiran terbuka namun agak sinis, pencuriga dan keras kepala dalam pengambilan keputusan.

Gaya prajurit
Orang yang tidur dengan gaya ini tidur terlentang dengan lengan rapat disamping tubuh. Mereka disebut bersifat pendiam, tertutup, dan menetapkan standard tinggi untuk diri dan rekan. Mereka juga lebih sering mendengkur, yang membuat mereka mendapat tidur berkualitas lebih sedikit.

Gaya terjun bebas
Sebagian kecil orang tidur tengkurap, dengan bagian perut dibawah dan lengan di bawah atau memeluk bantal. Sedangkan kepala akan menghadap ke salah satu sisi. Orang dengan posisi tidur ini dikenal blak-blakan, supel, dan tidak suka dikritik.

Gaya bintang laut
Jenis gaya tidur yang terakhir adalah terlentang, dengan tangan di dekat kepala. Mereka dengan gaya tidur ini biasanya adalah pendengar yang baik, suka menolong dan tidak nyaman menjadi pusat perhatian. Mereka juga sering mendengkur dan kurang mendapat tidur berkualitas.

sumber: Yahoo

KRITIK YANG MEMBANGUN




Kritik….
Di kritik itu rasanya Nggaaaak Enaaak!!!
Bayangkan….Kelemahan, kejelekan atau kekurangan diri kita di ungkapkan oleh orang lain dengan gamblang-nya bahkan terkadang dengan pedas dan ketus. Bagaimana tidak ‘sakit’ dan malu rasanya. Apalagi jika yang mengkritik kita adalah seorang yang ‘dibawah’ kita. Suami dikritik istri, dosen dikritik mahasiswa, orang tua dikritik anak-anaknya, pasti rasanya seperti tersinggung dan dalam hati berkata; “siapa sih lo?!”
Kemarin baru saja aku merasakan rasanya dikritik tajam oleh rekan saya. Rasanya seperti dilempar batu bata! …Kaget dan sakit pastinya.

Tetapi satu hal yang mau saya pelajari: Setiap ada ‘Batu bata kritikan’ yang dilemparkan kepadaku…. harus ku terima. Lalu ku susun dengan rapih, ku rekatkan dengan ‘semen pembenahan diri’. Terus ku susun, susun dan susun lagi bata-bata itu. Akhirnya bisa berdiri ‘bangunan kesuksesan’ yang kuat dan kokoh.
Aku rasa benar sebuah istilah: “kritik yang membangun”.


Kritikan adalah evaluasi kita untuk jadi lebih baik kedepannya. Kita harus terima, bahkan harus berterima kasih atas kritik-kritik kritis itu!
Kadang kita lebih memilih untuk mengelak dari lemparan ‘bata kritikan itu’ atau lebih memilih untuk melempar balik ‘bata kritik’ itu kepada kritikus-kritikus kita, sambil berkata puas “Emang Enak..!!!”. Dan akhirnya terjadilah suatu tragedi ‘Lempar kritik’ tiada henti.

Kritik itu membangun! Jadikan sebagai pondasi kesuksesan kita.

BERSYUKUR DAN BERKARYA



Seorang Hellen Keller, gadis Tuna Netra dan juga tuna rungu sejak lahirnya. Apa yang bisa dia lakukan dalam hidupnya? Tidak bisa melihat, mendengar dan juga berbicara.

Hellen Keller memang tidak punya mata yang normal, tidak memiliki pendengaran yang baik, juga tidak dapat berkata-kata dengan normal. Tetapi dia memiliki semangat dan kesungguhan yang luar biasa. Dia adalah wanita cacat pertama yang mendapat gelar sarjana, bahkan berhasil meraih gelar sarjana dengan predikat ‘magna cum laude’.

“Sudah terlalu banyak yang saya peroleh dalam hidup ini, saya tidak mau menghabiskan waktu saya untuk menyesali apa yang tidak saya miliki”. (Hellen Keller)

Aku sangat lebih beruntung dibanding seorang Hellen. Tuhan memberi fisik yang lengkap dan sehat, bahkan keluarga yang baik, semua amat baik. Lalu kenapa aku terlalu banyak mengeluhkan keadaan?

Aku mau belajar dari seorang Hellen; Bersyukur, Memaknai hidup, Semangat, Bersungguh-sungguh dan Berkarya.

Pahami Anak "Down Syndrome"




HATI ibu mana yang tidak merasa teriris ketika mendengar dokter yang membantu kelahiran anaknya mengatakan bahwa sang anak mengalami keterbelakangan mental. Itulah yang dialami Noni F Wiryanto (39), 13 tahun lalu, saat melahirkan Zeina Nabila.

SEUSAI melahirkan, Noni tidak tahu betul apa yang sebenarnya diderita oleh Zeina. Ia hanya diberi tahu jika Zeina mengalami down syndrome, keterbelakangan mental. Tidak ada informasi yang jelas untuknya. Saat Zeina berusia dua bulan, Noni datang ke dokter anak dan tidak mendapatkan penjelasan berarti hingga ia bertemu dengan dokter anak di RS Harapan Kita, Jakarta.

Menurut Noni, sangat repot memiliki anak seperti Zeina, terutama bagaimana menghadapi lingkungan terdekat mereka, seperti keluarga dan masyarakat di sekitar. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti apa itu down syndrome dan cenderung tidak menerima dengan baik anak-anak dengan down syndrome.
"Saya pernah mengajak Zeina main mandi bola di mal besar. Lalu datang ibu-ibu dengan anak-anaknya, dan ibu-ibu berteriak kepada anak-anaknya supaya jangan dekat-dekat Zeina karena Zeina dianggapnya gila. Padahal Zeina sedang melempar-lempar bola dengan gembira. Saya trenyuh mendengar itu. Padahal, kalau di luar negeri, orang dapat menerima anak-anak down syndrome ini," keluh Noni.

Belum lagi ada tudingan bahwa anak yang lahir dengan cacat mental dikaitkan dengan faktor keturunan karena orangtuanya dulu berkelakuan tidak baik, dan saat lahir anaknya baru kena getahnya. Itu sangat berbeda dengan pandangan masyarakat Barat.

"Bu Titi yang tinggal di kampung di Bekasi yang anaknya juga kena down syndrome, kalau anaknya jalan di gang, akan diteriaki anak-anak kampung: bego..bego...! Benar-benar menyedihkan. Bu Titi sampai harus memberi pengertian kepada orang di kampungnya apa itu down syndrome," kata Noni.
Memiliki anak yang menderita down syndrome memang harus sabar dan tabah. Selain itu juga membutuhkan dana besar untuk terapi mereka setiap dua kali seminggu. Sekali terapi harus mengeluarkan dana Rp 25.000. Namun, orangtua yang memiliki anak down syndrome janganlah putus asa karena bukan berarti anak-anak itu tidak bisa berprestasi. Ratu Anisah (8) misalnya, bulan Februari 2004 lalu menjadi juara dunia melukis di Itali.

PADA seminar hari Sabtu (12/6) yang diselenggarakan oleh Yayasan Persatuan Orangtua Anak dengan "Down Syndrome" (POTADS), dr R Anna Thandrajani SpA dari RS Harapan Kita mengatakan, down syndrome adalah suatu kelainan kromosom pada kromosom 21, di mana terjadi penambahan jumlah kromosom.
Kromosom manusia ada 22 pasang. Pada mereka yang terkena down syndrome, kromosom yang ke-21 ada tambahan kromosom, atau perpindahan kromosom dari tempat lain, sehingga menjadi kromosom 21 plus yang kita kenal trisomi 21.

Akibat adanya penambahan kromosom, maka akan terjadi gangguan pada anak. Biasanya gangguan itu pada syaraf, tulang, kulit, jantung, dan fungsi pencernaan. Pasien down syndrome ini mempunyai wajah yang khas, misalnya karena ada gangguan pada pertumbuhan tulang maka tulang dahinya lebih datar, jembatan mata lebih datar, mata kiri dan mata kanan agak berjauhan, posisi daun telinganya lebih rendah. Yang jelas, wajahnya sangat spesifik mongolism dan mengalami retardasi mental.

Penyebab down syndrome tidak diketahui secara pasti, namun biasanya anak-anak down syndrome dilahirkan oleh ibu- ibu yang berusia lebih dari 40 tahun. Sekarang ini, dari data statistik, kemungkinan anak terkena down syndrome 1:1.100 dari kelahiran hidup. Ini populasi normal.

"Kita tidak mengetahui secara pasti penyebab down syndrome ini. Bisa saja terjadi pada ibu-ibu yang sudah tua usianya karena faktor hormonalnya sudah terganggu. Tapi, ini tidak selalu karena ada juga ibu-ibu yang muda berusia 20 tahunan yang melahirkan anak-anak down syndrome. Kita juga tidak pernah tahu kenapa ada kromosom yang loncat atau pindah, atau ada yang nambah di situ," kata Anna.

Salah satu cara agar tidak lahir anak-anak down syndrome adalah menghindari kehamilan usia tua. Dulu, 1:700 kelahiran hidup anak terkena down syndrome, sekarang 1:1.100. Itu karena adanya tingkat dan pengetahuan yang lebih tinggi sehingga kasus down syndrome kian jarang.

Anak-anak yang terkena down syndrome sejak lahir sudah dapat diketahui dari wajahnya. Anak-anak down syndrome pada umumnya perkembangannya lebih lambat dari anak-anak normal. Yang jelas IQ mereka di bawah normal, 80-100. Pada anak-anak normal IQ-nya 90-105. Orangtua anak down syndrome bisa mengakses website www.potads.com

UNTUK membantu perkembangan anak down syndrome perlu dilakukan perangsangan visual, pendengaran, dan motorik. Menurut dr Tri Gunadi dari RS Fatmawati Jakarta, brain gym bisa diterapkan untuk anak down syndrome. Tujuan brain gym adalah untuk stimulasi dan relaksasi.

Brain gym merupakan nama serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar. Suatu rangkaian kegiatan yang cepat, menarik, dan dapat meningkatkan semangat saat beraktivitas. Latihan ini sangat membantu dalam hal belajar di sekolah dan dalam tuntutan penyesuaian kegiatan sehari-hari.

Latihan-latihan ini adalah inti dari "Educational-Kinesiology". Pada brain gym akan diajarkan kegiatan yang berhubungan dengan keseimbangan agar penerapannya menjadi lebih sederhana, mudah, dan dapat dilakukan secara individu. Brain gym membantu anak untuk dapat memanfaatkan seluruh potensi belajar alamiah melalui gerakan dan sentuhan- sentuhan.M (LOK/Kom/IM)

http://www.indonesiamedia.com/2004/09/early/kesehatan/kesehatan-0904-syndrome.htm

Fakta tentang DownSindrome

DownSyndrome (DS) merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Menurut peneliatian, DS menimpa satu diantara 700 kelahiran hidup. Di Indonesia sendiri terdapat 300.000 kasus DS. Normalnya, tubuh manusia memiliki miliaran sel yang memiliki pusat informasi genetic kromosom. Sebagian besar sel tubuh manusia mengandung 23 pasang kromosom (total 46 kromosom). Hanya sel reproduksi, yaitu sperma dan ovum yang masing-masing memiliki 23 kromosom tanpa pasangan. Dalam kasus DS, kromosom nomor 21 jumlahnya tidak sepasang seperti pada umumnya, melainkan 3. Bahasa medisnya, trisomi-21. Jumlah kromosom yang tidak normal tersebut bias ditemukan di seluruh sel ( pada 92% kasus) atau disebagian sel tubuh. Akibat jumlah kromosom 21 yang berlebihan tersebut, terjadi guncangan system metabolisme di sel yang berakibat munculnya DS. Dari hasil penelitian, 88% kromosom 21 tambahan tersebut berasal dari ibu, akibat kesalahan pada proses pembentukan ovum. 8% lagi berasal dari ayah, dan 2% akibat penyimpangan pembelahan sel setelah pembuahan. Dari hasil penelitian tersebut pula, DS yang diturunkan dari orang tua hanya 5% dari keseluruhan kasus. Kesalahan penggandaan kromosom 21 tersebut juga bukan karena penyimpangan prilaku orang tua ataupun pengaruh pencemaran lingkungan.

http://www.sayapibujakarta.org/eng/articles.php?aid=30

Anak-anak Downsyndrome Jangan sembunyikan mereka ….

Kalau bepergian, saya biasanya membawa Zeina. Saya biasakan ia bersosialisasi dengan banyak orang. Bagi saya, yang utama membangun kepercayaan dirinya. Memang masyarakat sering melihat kami seperti menyelidik. Sikap mereka menunjukkan bahwa mereka sangat tidak mengerti tentang keterbelakangan mental. Misalnya kami sedang mandi bola, mereka bilang jangan mendekat, anak itu gila. Kalau kami ke tempat permainan atau bioskop, banyak anak yang memperhatikan. Zeina pun bertanya pada saya, kok mereka memperhatikan dia terus. Saya katakana itu karena Zeina cantik, karena Zeina down syndrome. Ia Tanya kembali, down syndrome itu apa. Saya katakana down syndrome itu tidak sama dengan anak biasa. Saya jelaskan secara mudah dan tidak menjatuhkan mentalnya. Setelah itu, kalau ada anak bertanya, “Kamu kenapa?” Zeina akan menjawab dengan santai, bahwa dia down syndrome. Kalau kami berbelanja di supermarket, banyak yang jelas-jelas menatap Zeina, ada juga yang yang diam-diam hanya dengan sudut matanya saja. Tapi ada yang mengikuti kemanapun kami pergi di areal supermarket itu. Mereka heran karena Zeina bias mengobrol dengan saya secara baik.

http://www.sayapibujakarta.org/eng/articles.php?aid=30

Anak Penderita Autis Di Indonesia Kira-Kira Berapa Yaa..??

Di Indonesia, diperkirakan lebih dari 400.000 anak menyandang autisme. Sedangkan di dunia, pada 1987, prevalensi penyandang autisme diperkirakan 1 berbanding 5.000 kelahiran. Sepuluh tahun kemudian, angka itu berubah menjadi 1 anak penyandang autisme per 500 kelahiran. Pada tahun 2000, naik jadi 1:250.

Tahun lalu, jumlah anak autis bertambah banyak. Diperkirakan 1:100 kelahiran. Prevalensi penderita autisme kini lebih banyak ketimbang anak-anak penyandang sindroma down, yang ditandai dengan muka Mongoloid.

Temuan Scherer menyingkirkan dugaan-dugaan penyebab autisme yang selama ini mendominasi. Ada yang bilang, autisme merupakan dampak buruk merkuri. Bahkan sejumlah vaksin dan obat-obatan pernah disebut-sebut sebagai penyebab autisme.

Teori itu tidak mengada-ada, karena kadar merkuri dalam darah penyandang autisme cukup tinggi. Bahkan sebuah penelitian menemukan, kadar merkuri pada rambut anak autis cukup tinggi. Ada peneliti yang mementahkan teori itu, tapi banyak yang mengiyakan.

Dugaan lain, autisme disebabkan oleh faktor pemberian nutrisi sewaktu bayi masih di dalam kandungan. Makanan yang mengandung bahan pengawet yang dikonsumsi ibu hamil berpengaruh terhadap pertumbuhan janin.

"Makanan yang mengandung bahan pengawet, seperti makanan cepat saji, sangat buruk bagi pertumbuhan janin. Makanan laut yang tercemar merkuri juga berbahaya bagi janin," kata Dokter Nining Febriana kepada Ari Sulistyo dari Gatra.

Selain makanan instan, ditemukan banyak unsur kasein dan gluterin pada tubuh pasien autisme. Kasein banyak terdapat pada susu sapi, sedangkan gluterin pada terigu. Maka, penyandang autisme dilarang mengonsumsi susu sapi dan makanan yang terbuat dari tepung terigu.

"Jika itu dipatuhi, jumlah anak autis berangsur-angsur bisa berkurang," ujar Nining. Menanggapi temuan Scherer, Nining mengatakan bahwa faktor genetik dulu memang menjadi dugaan. Segala kemungkinan faktor penyebab autisme masih bisa muncul, termasuk faktor genetik.

Dokter Tjin Wiguna, psikiater anak pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, juga mengamini soal peran kelainan genetik. Ada kemungkinan, keluarga yang punya anak autis akan memiliki anak lagi yang kena penyakit yang sama. "Risikonya 3% lebih tinggi ketimbang dari keluarga normal," katanya. Namun belum dapat digeneralisasi bahwa semua kasus anak autis terjadi karena kelainan gen.

Sumber: Aries Kelana dan Elmy Diah Larasati
[Kesehatan, Gatra edisi 16 Beredar Kamis, 1 Maret 2007]
http://www.gatra.com/artikel.php?id=102873

Kromosom Abnormal Penyebab Autisme

Si kecil Ludin suka bermain sendirian sejak berumur dua tahun. Ia sering marah dan gusar bila ditemani bermain. Awalnya, ibunda Ludin, Nyonya Imroatus, menganggap putranya tak punya kelainan. Ia menyangka, putranya cuma ogah ditemani.

Tetapi, setelah Ludin berumur tiga tahun, kebiasaan itu tak kunjung berubah. Bocah ini malah cenderung cuek terhadap lingkungannya. Ludin tak mau menyahut bila dipanggil. Ia ogah berkomunikasi dengan siapa pun. Bocah ini cenderung asyik dengan dirinya sendiri.

Nyonya Imroatus mengkhawatirkan perkembangan putra semata wayangnya. Ia lantas membawa si kecil ke ahli psikiatri. Hasil analisis psikiater, Ludin mengalami autisme. Nyonya Imroatus kaget bukan kepalang setelah mengetahui kondisi putranya, mengingat selama ini anak autisme tergolong sulit ditangani.

Nyonya Imroatus tak patah arang. Demi masa depan putranya, apa pun dia lakukan. Kini Nyonya Imroatus rajin membawa si buah hati berobat dan berkonsultasi dengan dokter ahli di Rumah Sakit Soetomo, Surabaya.

Selama tiga bulan terakhir ini, Ludin menjalani terapi di rumah sakit itu. Perkembangannya lumayan pesat. Ludin mulai mau mengucapkan sejumlah kosakata sederhana: "bapak", "ibu", dan "makan". Nyonya Imroatus tak habis pikir, mengapa anaknya menderita autisme.

Padahal, di lingkungan keluarganya tak satu pun yang menderita autisme. Baik keluarga dari pihak ayah atau ibu Nyonya Imroatus maupun keluarga suaminya. Karena itulah, ia kaget setelah membaca berita bahwa autisme bersifat genetik. "Yang dialami anak saya itu yang pertama di keluarga kami," kata Nyonya Imroatus.

Kaitan genetik dengan autisme muncul dari pernyataan Steven Scherer, peneliti di Universitas Toronto, Kanada. Ia bersama para ilmuwan dari sejumlah negara melakukan penelitian tentang autisme yang didanai Autism Genome Project Cabang Kanada. Scherer bersama para ilmuwan dari sembilan negara mengumpulkan gen dari 1.168 keluarga.

Tiap-tiap keluarga itu memiliki minimal dua anak autis. Scherer memeriksa kromosom X yang berjumlah 23. Ternyata, pada masing-masing kromosom ada beberapa gen yang abnormal. Dari situlah ia berkesimpulan bahwa autisme bersifat genetik. Dan pada kromosom nomor 11 itulah yang paling menonjol kelainannya.

"Fakta ini menunjukkan bahwa 90% penyebab autisme adalah gen," kata Scherer, seperti dikutip ABCnews.com, Senin pekan silam. Ia menyatakan bahwa studi itu belum kelar. Kemungkinan Scherer bisa merampungkan penelitiannya ini paling singkat tiga tahun lagi.

Lewat penelitian itu, Scherer berharap, nanti bisa diketahui berapa banyak gen abnormal yang terlibat dan punya keterkaitan di antara gen-gen. "Jika hal itu sudah diketahui, kemungkinan akan dapat dibuat obatnya," kata Scherer.

Dokter Bridget Fernandez, selaku Ketua Autism Genome Project, memperkuat temuan Scherer. Menurut dia, autisme --seperti juga asma-- berkaitan dengan faktor keturunan. Ia yakin, faktor gen berperan, meski autisme tidak akan muncul dalam satu jenjang keturunan. Artinya, autisme bisa tak diturunkan dari orangtua, melainkan bisa juga melalui garis dari buyut.

Temuan Scherer tentu saja membuka harapan penyembuhan autisme. Sebab jumlah penyandang autisme kian hari kian bertambah. Dokter Nining Febriana, psikiater anak yang bekerja di Rumah Sakit Dokter Soetomo, mengungkapkan bahwa jumlah anak autis cenderung bertambah, Dalam sebulan, ia rata-rata menerima lima pasien baru yang menderita autisme.

Anak autis yang ditangani Dokter Nining dalam sepekan mencapai 40 anak. "Makin hari makin banyak. Mungkin para orangtua mulai sadar," kata Nining. Makin bertambahnya kasus anak autis juga terlihat dari bermunculannya sekolah-sekolah khusus penyandang autisme.

Di Jakarta Selatan ada sekolah Mandiga. Lalu di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, telah berdiri Indonesia Centre for Autism Resource and Expertise (Indocare). Indocare akan menjadi pusat percontohan bagi pengembangan sumber daya dan pelatihan khusus untuk anak yang mengalami gangguan spektrum autisme.

Sumber: Aries Kelana dan Elmy Diah Larasati
[Kesehatan, Gatra edisi 16 Beredar Kamis, 1 Maret 2007]

http://www.gatra.com/artikel.php?id=102873

Terapi Jangka Panjang

Pemberian terapi psikofarmakologi harus terus diberikan sepanjang gejala masih ada dan menyebabkan gangguan. Mengingat terapi digunakan dalam waktu yang cukup panjang, maka pasien dengan ADHD harus melakukan follow up yang teratur untuk evaluasi pengobatan. Evaluasi ini berguna untuk memastikan apakah obat yang diberikan masih efektif, menentukan dosis optimal, dan meyakinkan efek samping yang timbul tidak signifikan secara klinik.

Jika tak satupun dari terapi psikofarmakologi yang memberikan efek memuaskan pada pasien dengan ADHD, maka klinisi harus melakukan review diagnosis secara seksama. Setelah itu mempertimbangkan pemberian terapi perilaku di samping memberi terapi obat alternatif lain. Jika pasien ADHD memperlihatkan respon yang baik terhadap terapi psikofarmakologi dengan memperlihatkan fungsi normal pada akademik, keluarga, fungsi sosial, maka pemberian terapi psikofarmakologi tunggal saja sudah cukup.
Hal yang sangat perlu ditekankan dalam pemberian psikofarmakologi adalah monitoring efek samping. Pasalnya, sebagian besar terapi berlangsung untuk jangka waktu lama.

Adapun efek samping yang bisa ditimbulkan akibat penggunaan stimulan adalah penurunan nafsu makan, kehilangan berat badan, insomnia, sakit kepala sebagian besar, tics, dan terkadang kelabilan emosis. Sementara TCA biasanya bisa menimbulkan mulut kering, sedasi, konstipasi, pandangan blur atau kabur, dan takikardi (gejala antikolinergik). Sedangkan antagonis alfa bisa menyebabkan sedasi, pusing, hipotensi, penghentian mendadak bisa menimbulkan rebound hypertension yang berbahaya, depresi sekitar 5%, hiperglikemi, terjaga pada malam hari, mimpi buruk, dan teror di malam hari.

Sumber: http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=86
Penulis: Arnita…Maret 2006

Terapi Kombinasi Terbaik

Tatalaksana ADHD bisa ditempuh dengan tiga cara, yakni terapi psikofarmakologi, terapi perilaku, dan terapi kombinasi. Sebuah studi dengan Multimodal Treatment of ADHD (MTA) menemukan bahwa pengobatan yang paling efektif untuk ADHD adalah tipe kombinasi. Yakni dengan pemberian psikofarmakologi dibarengi dengan terapi perilaku.
Sebenarnya, untuk jangka waktu lama pada terapi psikofarmakologi telah berkembang suatu kontroversi besar. Yaitu penggunaan stimulan untuk mengatasi gejala inti ADHD. Beberapa pakar menentang penggunaan stimulan karena khawatir bisa menimbulkan efek ketagihan (abuse). Namun beberapa studi belakangan malah menunjukkan hal yang berbeda. Selain bisa mengatasi gejala inti ADHD dan menetralkan overaktivitas emosi, ternyata stimulan cukup aman digunakan jika tetap dimonitor. Akhirnya stimulan banyak diresepkan.

Saat ini tersedia beberapa jenis stimulan. Misalnya saja, methylphenidate (MPH) dengan lama kerja singkat, sedang, dan panjang serta dextroamphetamine dengan masa kerja panjang. Dua formulasi yang paling mutakhir adalah campuran garam amphetamine (75% dextroamphetamine dan 25% levoamphetamine). Pemoline, suatu stimulan dengan masa kerja panjang, sekarang sudah jarang digunakan karena efek hepatoksisitas fatal (meskipun jarang).

Pemberian stimulan berespon pada 50-75% kasus. Dan stimulan yang banyak diresepkan dan paling popular adalah MPH. MPH diberikan dalam tiga dosis: rendah 15mg/hari atau 0,3mg/kg/hari, sedang 16-34mg/hari atau 0,5mg/kg/hari, dan tinggi >34mg/hari atau 1mg/kg/hari. Dosis maksimum MPH adalah 60mg/hari. MPH tidak boleh digunakan untuk anak usia di bawah 6 tahun.

Studi terbaru menemukan bahwa ada obat lain yang bisa digunakan untuk ADHD di samping stimulan. Yakni antidepresan trisiklik (imipramin, desipramin), bupropion, dan agonis alfa adrenergik (klonidin). Imipramin diberikan dengan dosis 1mg/kg/hari (maksimum < 4mg/kg atau 200mg). Untuk berat badan kurang dari 50 kg, dosis bupropion adalah 3-6mg/kg/hari (150mg – 300mg/hari).

Sumber: http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=86
Penulis: Arnita…Maret 2006