Rabu, 24 Februari 2010

Orang Berubah Emang Ngak Gampang

Sebagai manusia, tentunya setiap orang ingin menjadi terus lebih baik. Tidak ada manusia yang sempurna. Maka, perlu ada suatu intorspeksi untuk Menyadari kelemahan, kesalahan atau keburukan diri kita, yang tentunya ingin kita rubah jadi yang baik.

Perubahan mutlak perlu, tapi pada dasarnya manusia menghindari ‘perubahan’ itu. Dalam riset-riset psikologi; suatu perubahan sekecil apapun dalam hidup manusia yang terjadi secara tiba-tiba, entah itu sifatnya baik atau buruk, dapat menimbulkan stress dan adaptasi ulang yang membuat diri kita tidak nyaman. Dan untuk membentuk suatu kebiasaan baru, kita harus mengulangnya minimal 21 kali berturut-turut. Proses yang perlu pengorbanan tentunya, Contohnya seperti orang yang ingin berhenti merokok.

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)

Tuhan rindu kita ‘berubah’? Tentu saja. Kita harus terus serupa dengan Kristus. Perubahan yang bukan sekedar perubahan tingkah laku, melainkan perubahan pola pikir (budi) dan terutama hati kita.

Aku yang berusaha merubah diri?
Atau Tuhan yang akan merubah aku?


Apa bisa kita berjuang dengan kekuatan sendiri untuk berubah? Tentu kita harus mengandalkan Tuhan. Tapi Tuhan kita juga bukan montir atau tekhnisi yang ‘mereparasi’ kita dengan obeng, tang, kunci-kunci dan peralatannya yang lain; lalu ‘simsalabim’ kita berubah jadi manusia baik. Kita hanya ‘pasif’ menunggu jamahan Tuhan. Tidak demikian tentunya. Kita punya Bapa di sorga yang baik, Dia menghargai sebuah ‘proses’.

Tuhan ingin anak-Nya ‘Pro-aktif’. Seperti Perumpamaan ‘anak bungsu’ (Lukas 15:11-32), bagaimana sang Bapa membiarkan anak-Nya menjadi pemberontak dan berpaling dari-Nya. Bapanya seakan ingin anaknya mengalami sendiri bagaimana hidup ‘jauh dari-Nya’, melakukan dosa dan berujung pada penderitaan. Sampai akhirnya di Ayat 17a Lalu ia menyadari keadaannya… Ya, anak bungsu ini sadar, bertobat dan pulang kembali kepada Bapanya. Disambutnya anak itu dengan penuh kasih dan sukacita.

Bapa memberi kita hak dan kebebasan dalam hidup ini. Kita tidak di-dikte atau diprogram seperti robot. Tuhan ingin kita belajar dari sekolah kehidupan ini. Kita harus mengalami sendiri bagaimana kasih Tuhan yang menuntun dan mengubahkan itu.


Berubah Emang Ngak Gampang…tapi dalam Tuhan KITA BISA!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar