Stres. Suatu hal yang selalu dinilai negatif oleh orang-orang. Stres dimata kebanyakan orang adalah keadaan tidak waras/sakit jiwa; terkena guncangan mental; gila; depresi berat; frustasi; dan hal senada lainnya. Padahal ‘keadaan stres’ tidak seburuk yang dan se-negatif itu. Anda, saya dan kita semua, dapat dipastikan pernah mengalami stress; Saat anda tegang menghadapi ujian, saat terjebak dalam kemacetan, ketika sedih yang mendalam karena kehilangan orang yang disayangi, atau pada kaum wanita biasanya mengalami Pre-Menstrual Sindrome (PMS). Disadari atau tidak, dalam keaadan tersebut anda sedang/akan mengalami stress. Bahkan, percaya atau tidak terkadang kita ‘mencari stres’. Menonton film horror, kebut-kebutan dijalan, sampai anda rela bertamasya ke Dunia Fantasi untuk bermain permainan yang memacu adrenalin. Ternyata stres memang tidak selalu jelek bukan? Mari kita buka wawasan kita mengenai ‘stres’.
Secara Harfiah, kata ‘stres’ berasal dari bahasa Inggris: ‘stress’, yang berarti tekanan; tegangan.
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut. (Wikipedia Ensiklopedi)
Apa Kata Para Ahli
J. P. Chaplin (Kamus Lengkap Psikologi)
Suatu Keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.
Lazarus (1999)
“Stress is the anxious or threatening feeling that comes when we interpret or appraise a situation as being more than psychological resources can adequately handle”
Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita mengintepretasikan atau menilai suatu situasi sebagai/yang melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.
Morgan dan King (1986)
“…as an internal state which can be caused by physical demands on the body (disease conditions, exercise, extremes of temperature, and the like) or by environmental and social situations which are evaluated as potentially harmful, uncontrollable, or exceeding our resources for coping”
Stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.
Cooper (1994)
Stres adalah tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi..batas..kemampuan..subyek.
Sigmund Freud (Perspektif Psiko-analisa)
Stres terjadi karena individu tidak dapat me-selaraskan antara Id, Ego, Super Ego dalam dirinya.
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
• Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
• Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
Rabu, 17 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar